Apabila kapasitas Coolant di dalam radiator kurang, maka akan berimbas pada suhu mesin yang berlebih atau overheat, kesannya akan tampakasap putih yang keluar dari kap mesin dan bahkah kendaraan beroda empat yang mengalami overheat akan mogok secara tiba-tiba. Selain itu, sistem pendingin AC akan terganggu sehingga tidak bisa lagi menyalurkan suhu sejuk pada are kabin mobil.
Perlunya penggantian radiator coolant jika kendaraan beroda empat sudah menempuh jarak 40.000 km dan pastikan tabung cadangan air radiator mesti selalu dicek tiap minggu dan jangan biarkan kosong. Isilah tabung cadangan hingga batas maksimum yang direkomendasikan.
Jenis-Jenis Air Radiator
Untuk mendukung kestabilan kendaraan beroda empat maka Anda harus memilih cairan pendingin yang tepat. Terdapat empat jenis radiator coolant yang bisa digunakan pada kendaraan mobil Anda, diantaranya:
1. Air Biasa
Cairan pendingin yang paling banyak dipakai oleh kendaraan mobil ialah air biasa. Biasanya pemilik mobil memakai air keran atau air mineral. Meski tidak begitu bagus, air mempunyai tingkat titik didih yang rendah adalah 100 derajat celcius sehingga kadar menguapan berlangsung cepat.
Air memang kurang efektif dalam menjaga suhu mesin saat pada disekitarnya cukup tinggi, seperti mobil yang sedang terjebak macet berjam-jam sehingga cairan pendingin akan cepat berkurang sebab menguap.
Kandungan mineral pada air biasa dan mineral mampu menyebabkan karatan dan timbul kerak pada terusan cairan pending di area silinder. Kerak karatan yang terkelupas bisa membuat terusan radiator tersumbat dan bahkan area karatan yang terus tergerus bisa mengakibatkan kebocoran.
2. Radiator Coolant
Jenis radiator coolant memiliki titik didih yang lebih tinggi dibandingkan dengan air biasa ialah 10 derajat celcius. Kadar titik didih yang tinggi membuat coolant tidak gampang menguap ketika suhu mesin sudah meninggi, selain itu cairan pendingin jenis ini memiliki titik beku lebih rendah dibandingkan air biasa.
Terdapat beberapa materi dasar yang digunakan pada cairan pendingin jenis ini, yaitu zat pencegah karat, zat anti beku dan air tanpa mineral. Radiator coolant cocok untuk kendaraan di kawasan tropis mirip Indonesia, apalagi coolant diformulasi khusus untuk menyerap panas dan sekaligus menangkal karat pada material logam.
3. Radiator Super Coolant
Dibandingan dengan cair pendingin yang pertama dan kedua, Super Coolant memiliki mutu yang lebih baik untuk menjaga suhu kerja mesin. Pasalnya titik didih pada cairan pendingin jenis ini meraih 130 derajat celcius. Karena mempunyai titik didih yang tinggi membuat cairan pendingin jenis ini memerlukan suhu panas yang tinggi untuk diserapnya, sehingga air radiator tidak gampang habis sebab menguap.
Baca Juga :
Super coolant memang sedikit berlawanan sebab sebelum menggunakanya, Anda mesti melakukan pengenceran dengan mencampurkan air bersih. Kapasitas untuk pengenceran harus dengan perbandingan 50:50.
4. Antifreeze dan Coolant Protector
Penggunaan cairan radiator jenis ini harus diubahsuaikan dengan iklim di wilayah Anda dan penerapannya hampir sama dengan super coolant yang mesti diaduk dengan air bersih dulu. Untuk tempat tropis perbandingan yang disarankan ialah 50:50. Titik didih cairan pendingin jenis ini lebih tinggi dibandingkan jenis air radiator yang lainnya ialah mencapai 128 derajat celcius.
Itulah keempat jenis air pendingin radiator yang wajib Anda pahami, gunakanlah cairan radiator yang mampu menjaga suhu kerja mesin dan sekaligus bisa merawat komponen radiator dari korosi atau karat. Semoga berfaedah. Sumber https://nuroehi.blogspot.com