Jangan pikir
seorang bos itu sepenuhnya berwibawa, terkadang mereka sering bertingkah konyol
yang justru lebih konyol dan bodoh dari yang kita duga. Seperti cerita bos
pabrik garmen berikut ini, koplak banget.
seorang bos itu sepenuhnya berwibawa, terkadang mereka sering bertingkah konyol
yang justru lebih konyol dan bodoh dari yang kita duga. Seperti cerita bos
pabrik garmen berikut ini, koplak banget.
Seorang bos pabrik
garmen akan melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke pabriknya untuk meninjau
pekerjaan para karyawannya. Tanpa diduga, di pintu pabrik ia melihat seorang anak
muda tengah duduk bersantai sambil kipas-kipas.
garmen akan melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke pabriknya untuk meninjau
pekerjaan para karyawannya. Tanpa diduga, di pintu pabrik ia melihat seorang anak
muda tengah duduk bersantai sambil kipas-kipas.
Sementara itu,
semua karyawan pabrik sedang sibuk-sibuknya bekerja, apalagi mereka sebelumnya
sudah diberi tahu oleh satpam bahwa bos akan sidak, jadi mereka lebih giat
bekerja.
semua karyawan pabrik sedang sibuk-sibuknya bekerja, apalagi mereka sebelumnya
sudah diberi tahu oleh satpam bahwa bos akan sidak, jadi mereka lebih giat
bekerja.
Kemudian, Si bos berjalan dengan gagah menghampiri si pemuda yang sedang
santai tadi, lalu ia bertanya dengan nada ketus: “Hey You….berapa gaji mu seminggu?”
santai tadi, lalu ia bertanya dengan nada ketus: “Hey You….berapa gaji mu seminggu?”
Ia sedikit
kaget, lalu pemuda tadi melihat ke arah si bos lalu berdiri dan mulai melihat tampang si bos mulai dari bawah kaki
hingga ke atas kepala. Lalu ia menjawab: “Rp
200.000 pak”, katanya gugup.“Apakah benar begitu?” Tanya si bos untuk memastikan…..pemuda tadi menjawab
sambil terbata-bata, “iiii..ya….pak..
benar”.
kaget, lalu pemuda tadi melihat ke arah si bos lalu berdiri dan mulai melihat tampang si bos mulai dari bawah kaki
hingga ke atas kepala. Lalu ia menjawab: “Rp
200.000 pak”, katanya gugup.“Apakah benar begitu?” Tanya si bos untuk memastikan…..pemuda tadi menjawab
sambil terbata-bata, “iiii..ya….pak..
benar”.
Dengan sigap,
bos mengambil dompetnya lalu ia merogoh 4 lembaran uang pecahan 100.000, lalu
memberikannya pada pemuda itu. “Hei, ini
gaji mu selama 2 minggu, dan segera pergi dan jangan kembali lagi, karena kamu
tidak cocok kerja disini”.Bagaikan tersambar petir, pemuda tadi amat kaget sekaligus takut. Lalu, setelah
ia mengambil uang Rp 400.000 tadi dari tangan bos pabrik, ia beranjak pergi
meninggalkan pabrik, sambil berlari-lari kecil.
bos mengambil dompetnya lalu ia merogoh 4 lembaran uang pecahan 100.000, lalu
memberikannya pada pemuda itu. “Hei, ini
gaji mu selama 2 minggu, dan segera pergi dan jangan kembali lagi, karena kamu
tidak cocok kerja disini”.Bagaikan tersambar petir, pemuda tadi amat kaget sekaligus takut. Lalu, setelah
ia mengambil uang Rp 400.000 tadi dari tangan bos pabrik, ia beranjak pergi
meninggalkan pabrik, sambil berlari-lari kecil.
Dengan raut
wajah penuh kepuasan, si bos melihat sekeliling pabrik dimana semua karyawan
memperhatikannya. Lalu si bos mulai melanjutkan kata-katanya: “Dimana Manajer HRD, panggil segera kemari”
kembali bos berujar dengan penuh kewibawaan.
wajah penuh kepuasan, si bos melihat sekeliling pabrik dimana semua karyawan
memperhatikannya. Lalu si bos mulai melanjutkan kata-katanya: “Dimana Manajer HRD, panggil segera kemari”
kembali bos berujar dengan penuh kewibawaan.
Kemudian, di
depan semua pekerja di pabrik, bos kembali melanjutkan intruksinya. “Sekali lagi, jangan coba bermalas-malasan
dan bersantai di pabrik ya. jika kembali saya temukan seperti pemudah berbaju
hitam tadi, maka kamu juga akan langsung saya pecat.”
depan semua pekerja di pabrik, bos kembali melanjutkan intruksinya. “Sekali lagi, jangan coba bermalas-malasan
dan bersantai di pabrik ya. jika kembali saya temukan seperti pemudah berbaju
hitam tadi, maka kamu juga akan langsung saya pecat.”
Melihat Manajer
HRD belum muncul lalu ia memerintahkan OB : “Ini manajer HRD kemana aja sih, cepat panggil.”
HRD belum muncul lalu ia memerintahkan OB : “Ini manajer HRD kemana aja sih, cepat panggil.”
Dengan tergesa-gesa,
si OB segera mendapati Manajer HRD, kemudian memanggilnya untuk bertemu bos.
si OB segera mendapati Manajer HRD, kemudian memanggilnya untuk bertemu bos.
Tak lama berselang, datanglah segera manajer HRD kesitu. Saat manajer HRD tiba
disitu, bos langsung berkata kepadanya: “Apakah
kamu tadi melihat pegawai berbaju hitam, ia hanya duduk-duduk dan bersantai,
itu kenapa dia?”
Dengan nada sedikit gugup dan raut wajah yang sedikit bingung, Manajer HRD
menjawab: “iya, saya pak..memangnya
ada apa dengan dia pak?”
“Saya sudah memecatnya dan uang pesangonnya
juga sudah saya bayarkan langsung. Semua mereka yang ada disini sudah melihat
dan bagaimana saya memecatnya. Saya hanya ingin semua kalian giat bekerja dan
tidak malas-malasan apalagi bersantai di jam kerja” Kata bos penuh semangat
dan berwibawa.
juga sudah saya bayarkan langsung. Semua mereka yang ada disini sudah melihat
dan bagaimana saya memecatnya. Saya hanya ingin semua kalian giat bekerja dan
tidak malas-malasan apalagi bersantai di jam kerja” Kata bos penuh semangat
dan berwibawa.
Manajer HRD
tambah bingung, lalu ia bertanya: “Maaf
pak, yang bapak maksud pegawai yang mana yang sudah bapak pecat?.”
tambah bingung, lalu ia bertanya: “Maaf
pak, yang bapak maksud pegawai yang mana yang sudah bapak pecat?.”
“Itu, yang memakai baju hitam yang duduk
santai sambil kipas-kipas tadi. Dia hanya berdiri sementara karyawan lain sibuk
bekerja.” Kata bos dengan suara tinggi dan sedikit marah.
santai sambil kipas-kipas tadi. Dia hanya berdiri sementara karyawan lain sibuk
bekerja.” Kata bos dengan suara tinggi dan sedikit marah.
Mendengarnya,
barulah Manajer HRD mulai paham kemana arah pembicaraan bosnya, “Ooooo pemuda itu, tapi maaf pak, dia bukan
karyawan pabrik kita. Dia hanya tukang es yang mengantarkan pesanan karyawan
pabrik ini.”
Pesan Moral:
Jangan selalu menganggap bahwa diri paling pintar. Kita bisa saja melakukan kesalahan, bahkan lebih konyol. Jadi berpikirlah sebelum bertindak, karena kita sering menemukan sisi baik yang tak tampak oleh mata.
Sumber er.com