Penulis: Siti Wulandari, Cut Febriani Mawar Savitri, Shendy Eryanto Mahasiswa FISIP-Hubungan Internasional Univ. Prof. Dr. Moestopo (Beragama) (28 Juni 2012) BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Di simpulan dekade 1990an, timbul fenomena naiknya pemimpin-pemimpin berhaluan kiri di tempat Amerika Latin. Hingga permulaan tahun 2009, sebanyak 15 dari 21 negara-negara di tempat Amerika Latin memiliki presiden yang berasal dari partai yang dianggap berhaluan kiri atau setidaknya kiri moderat [1] . Kondisi ini kontras dengan perkembangan yang sebelumnya berlangsung pada awal dekade 1990an, dimana 64% presiden di negara-negara daerah Amerika Latin berasal dari partai berhaluan kanan. Pemimpin-pemimpin berhaluan kiri ini menganut paham sosialisme yang cenderung moderat, sehingga fenomena naiknya pemimpin-pemimpin berhaluan kiri tersebut diistilahkan sebagai pink tide alih-alih red tide dimana warna merah kerap diasosiasikan dengan paham kiri. Naiknya Hugo Chávez menjadi presiden di Venezuela pada tahun 1998 seolah menjadi preseden atas berlangsungnya fenomena pink tide hingga kini. Hal ini dikarenakan sejak naiknya Hugo Chavez lah pemimpin-pemimpin kiri lainnya di negara-negara tempat Amerika Latin mulai turut terpilih menjadi presiden di negaranya masing-masing. Hal ini memperlihatkan adanya kemungkinan bahwa Venezuela sudah memainkan tugas dalam naiknya pemimpin-pemimpin berhaluan kiri di tempat Amerika Latin. Dalam makalah ini, tim penulis akan membahas ihwal tindakan yang dijalankan Venezuela sebagai upaya memainkan perannya dalam naiknya pemimpin-pemimpin kiri di Amerika Latin. Kemudian tim penulis akan menganalisis kepentingan di balik tugas yang dimainkan Venezuela tersebut. 2. Pertanyaan Penelitian Mengapa Venezuela memainkan kiprahnya dalam naiknya pemimpin-pemimpin kiri di Amerika Latin? 3. Hipotesis Venezuela memainkan tugas dalam naiknya pemimpin-pemimpin kiri di Amerika Latin sebagai upaya meraih kepentingan nasionalnya yaitu meningkatnya power negara. Peran yang dimainkan tersebut akan membuat pengaruh terutama di sekeliling lingkup pengaruhnya ( sphere of influence ). Lebih lanjut lagi, jika peran telah menjadikan imbas, maka power Venezuela akan meningkat. Hal ini juga mempunyai arti bahwa kepentingan nasional Venezuela turut tercapai. BAB II KERANGKA TEORI 1. Definisi Konseptual a. Kepentingan Kepentingan, di mana dalam makalah ini konsentrasi pada kepentingan nasional suatu negara, dapat didefinisikan selaku tujuan dan ambisi suatu negara baik dari bidang ekonomi, militer, maupun budaya. Kepentingan negara ialah sebuah hal yang diperjuangkan oleh negara untuk mendapatkan keselamatan, kesejahteraan dan menjaga kelancaran kehidupannya. Di mana kelangsungan hidup suatu negara tersebut akan mampu berlangsung dengan ditunjang oleh power, perkembangan ekonomi dan kekayaan yang dimiliki oleh sebuah negara. Hal tersebut sesuai dengan aliran Hans J. Morgenthau perihal sifat dan sikap negara dalam tata cara internasional. Di mana Morgenthau, mengklasifikasikan kepentingan nasional yang vital sebagai keamanan, kebebasan, kemerdekaan, dan pinjaman institusi kepada rakyat, dan nilai-nilai fundamental suatu negara. [2] Untuk menerima kepentingan nasional yang vital itu maka negara mesti memiliki power yang besar sehingga tidak terancam oleh eksistensi negara lain. b. Peran Peran dalam rancangan peran negara merujuk pada kerangka aliran dan pengerjaan kebijakan yang mencoba mengadaptasikan demokrasi sosial dalam sebuah dunia yang mendasar sudah berubah [3] . Posisi ini ialah kenali dari status atau tempat seseorang dalam sebuah sistim sosial dan ialah perwujudan aktualisasi diri. Peran juga diartikan selaku serangkaian perilaku yang dibutuhkan oleh lingkungan sosial berhubungan dengan fungsi individu dalam aneka macam kelompok sosial. c. “Kiri” di Amerika Latin Arti kiri pada daerah Amerika Latin telah niscaya berbeda dengan “kiri” pada masa kemudian. Meskipun tujuan-tujuan dan prioritas-prioritas mereka tetap tidak berubah, tetap saja cara-cara untuk mencapainya telah mengalami pertumbuhan di dalam konteks globalisasi. Lain daripada itu, perubahan tersebut juga berhubungan dengan pelajaran-pelajaran yang mereka dapat dari ketidakberhasilan program pembangunan di kurun-masa kemudian. Pada lazimnya kalangan “kiri”, dengan segala variasinya, mengerti pentingnya disiplin makroekonomi dan pengaturan ekonomi pasar (regulated market economies), serta juga nilai dari supremasi aturan (rule of law). Pada dikala bersamaan, mereka juga tidak inginmembabi buta menghantam seperangkat kebijakan neoliberal yang mendorong pemerintah untuk tidak mengucurkan dana-dana sosial demi tujuan disiplin fiskal. [4] Mengutip apa yang pernah dikatakan oleh Maxwell A. Cameron. [5] Ia mendefinisikan “kiri” selaku para pemimpin, partai, dan gerakan yang berusaha untuk mengeliminasi ketimpangan dan ketidaksetaraan dalam penduduk melalui cara-cara yang bermacam-macam, baik lewat mobilisasi organisasi-organisasi “akar-rumput” yang bersifat atau berasal dari “bawah” (bottom-up), inisiatif-inisiatif kebijakan (top-down) dari para pemimpin populis (personal), atau legislasi lewat partai-partai parlementaris. Kalangan “kiri” mengadvokasi penggunaan kekuasaan negara untuk menanggulangi balasan-balasan negatif dari beroperasinya pasar, baik atas dasar koalisi multi-kelas yang luas maupun selaku balasan atas permintaan-tuntutan dari kelompok, sektor, atau kelas sosial tertentu. Mereka juga mengiklankan transformasi kekerabatan negara dan masyarakat melalui partisipasi kerakyatan ( popular participation ), melawan struktur dominasi lewat gerakan masyarakat, kelas, warga, dan kadangkali berbasis etnisitas. 2. Operasionalisasi Konsep a. National Interest Menurut Morgenthau, kepentingan nasional adalah jantung dari seluruh perpolitikan. Sehingga dalam tingkat internasional, seluruh negara berupaya meraih kepentingan nasionalnya masing-masing yang umumnya diartikan sebagai power. Morgenthau menekankan bahwa kepentingan nasional tidak hanya ialah suatu keharusan politis yang mengarahkan tindakan suatu negara, melainkan juga ialah sebuah peran moral yang diemban negara sebagai pengarah; persyaratan fatwa; hukum tunggal terkait langkah yang mau diambil [6] . Morgenthau mengemukakan bahwa kepentingan nasional tidak selalu sama dari waktu ke waktu. Kepentingan nasional dapat berganti seiring dengan pergeseran lingkungan tempat negara tersebut berinteraksi. Lingkungan memainkan tugas besar dalam membentuk kepentingan yang memilih langkah politis [7] . Karenanya, pementingan power senantiasa harus dapat beradaptasi dengan keadaan yang berubah-ubah dalam politik internasional. Ø Power; Power mampu didefinisikan selaku kemampuan sebuah pemain drama untuk mengatur, atau setidaknya mensugesti pemeran-bintang film lain atau hasil insiden tertentu. Suatu pemeran dikatakan berpengaruh ( powerful ) jika pemain drama tersebut dapat melindungi diri dari efek buruk atau koersi kekuatan luar melalui formulasi dan implementasi kebijakan [8] . Sebagian jago mirip Nye memfokuskan konsep power selaku suatu hal, kekuatan atau kapasitas yang menyuguhkan kesanggupan untuk menghipnotis perilaku aktor lainnya semoga sesuai dengan harapan sebuah pemeran [9] . Sehingga mampu dikatakan bahwa salah satu dimensi eksternal dari power sebuah pemain film meliputi kapasitas yang dimiliki bintang film tersebut untuk menertibkan sikap pihak lain atau membuat suatu bentuk kepatuhan. Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya, pengaruh sebuah bintang film yang berpengaruh mampu terlihat dengan adanya sikap atau tindakan pemain film-bintang film lain yang merupakan hasil atau balasan atas langkah-langkah yang dijalankan aktor yang besar lengan berkuasa tersebut. Sebagaimana yang telah disebutkan sebelumnya, Nye beropini bahwa salah satu hal yang mampu dilakukan untuk menjangkau imbas yaitu dengan menarik minatatau berafiliasi dengan aktor lain untuk mendapatkan apa yang diharapkan pemeran tersebut. Upaya menarik minatini dapat diasosiasikan dengan upaya pemeran tersebut dalam memainkan tugas kepada dinamika yang berjalan dalam situasi domestik pemeran yang lain. Ø Pengaruh; Dalam politik internasional, imbas merupakan klaim yang dijalankan oleh suatu Negara untuk melaksanakan kendali pribadi atau kendali yang mendominasi di suatu wilayah atau daerah lain. Konsep ini dapat mengacu kepada klaim politik untuk melaksanakan kendali eksklusif, di mana sebuah Negara mampu saja mengakui atau pun tidak mengakuinya. [10] Ruang lingkup imbas atau yang biasa juga disebut sebagai zona efek dan ruang lingkup kepentingan, merupakan sebuah desain diplomasi di mana sebuah wilayah menawarkan adanya imbas militer, budaya, dan ekonomi yang signifikan dari aktor (power) lain. [11] Secara biasa , para jago ilmu politik memakai rancangan power sebagai kemampuan suatu pemain film menghipnotis pemeran lain dalam sistem internasional. Pengaruh ini dapat berupa langkah-langkah koersif, daya tarik, koordinasi ataupun kompetisi. Mekanisme penyebaran imbas ini pun mampu dilaksanakan dengan memakai bahaya ataupun paksaan, interaksi ekonomi maupun tekanan, diplomasi serta pertukaran budaya. b. Kerangka Berpikir Penulis Peran à Pengaruh à Power (National Interest) Sumber: Modifikasi Penulis BAB III PEMBAHASAN DAN ANALISA 1. Kebangkitan Venezuela pada Masa Pemerintahan Hugo Chavez a. Merubah aliran perubahan reformasi ke arah revolusi permanen ala Trotsky Hugo Chavez merupakan pencetus kebangkitan ideologi kiri di Amerika Latin. Ia membangun gerakan sosial-demokrasi sebagai perlawanannya terhadap dominasi kapitalisme. Chavez mulai meninggalkan bentuk-bentuk sosial demokrasi yang reformis dan mulai bergerak berdasarkan konsepsi revolusi permanen Trotsky. Konsepsi revolusi permanen Trotsky merupakan upaya pembangunan kesadaran kelas revolusioner, melakukan revolusi sosialis dan konsolidasi internasional dengan pemerintah sosialis di aneka macam Negara. [12] Alasan Chavez mengganti teladan geraknya tersebut alasannya Ia menyadari adanya pertentangan internal dalam sosialisme Venezuela, khususnya dikala kudeta militer yang dijalankan oleh Pedro Carmona yang disponsori oleh Amerika Serikat terhadapnya. Dengan demikian, Chavez mengadopsi bentuk marxisme revolusioner yang diimplementasikan pada revolusi Bolivarian, yaitu revolusi konstitusi yang revolusioner. Paska terpilihnya sebagai Presiden Venezuela, Chavez melaksanakan referendum untuk membentuk dewan konstituante untuk membentuk konstitusi baru yang pro rakyat selaku langkah revolusi konstitusi yang Ia cita-citakan. b. Revolusi Bolivarian Hugo Chavez melanjutkan cita-cita dan prinsip-prinsip Simon Bolivar, seorang tokoh nasionalis revolusioner anti penjajahan Spanyol. Simon Bolivar yang diketahui juga sebagai Bapak Kemerdekaan Amerika Latin ialah ilham bagi Chavez. Simon Bolivar ialah tokoh yang berani melawan kolonialisme dan membebaskan beberapa Negara-negara Amerika Latin (Kolombia, Venezuela, Ekuador, Peru dan Bolivia) dari ketertindasan dan penjajahan. Simon Bolivar juga berhasrat untuk melakukan integrasi negara-negara di kawasan Amerika Latin. Chavez membuatkan ajaran Simon Bolivar menjadi garis revolusioner untuk mengganti negeri, pemerintahan dan penduduk Venezuela. Hal inilah yang menjadi pijakan revolusi Bolivarian yang dilakukan Chavez. Revolusi Bolivarian bermula pada dikala Chavez memimpin sekelompok perwira menengah di badan angkatan darat Venezuela untuk melaksanakan kudeta bersenjata yang bermaksud menggulingkan Presiden Perez untuk memperjuangkan kepentingan rakyat Venezuela pada 4 Februari 1992. Gerakan ini disebut selaku Simon Bolivar Revolutionary Movement. Namun perebutan kekuasaan militer tersebut gagal. Akhirnya, Chavez dipenjara selama dua tahun. Revolusi Bolivarian ini disebut juga sebagai sosialisme Bolivarian, sosialisme revolusioner dan demokratik, sosialisme partisipatif, serta disebut juga selaku sosialisme kala 21. Melalui revolusi Bolivarian ini, Chavez ingin mengembalikan dan menghidupkan kembali sosialisme, seperti pidato yang disampaikan olehnya “Nous l’appelons bolivarienne, mais c’est du socialism. Nous devons reinventer le socialism.” (Kita sebutkan Bolivarian, tetapi itu ialah sosialisme. Kita harus menciptakan kembali sosialisme). Pada tahun 1994, Chavez dan seluruh tahanan politik serta militer dibebaskan alasannya adalah amnesti yang diberikan oleh Presiden Rafael Caldera. Pada era pemerintahan Caldera, perekonomian Venezuela mengalami kondisi yang jelek. Devaluasi mata duit yang diterapkan oleh pemerintah menjadikan peningkatan inflasi sebesar 70,8 % pada tahun 1994. Dalam keadaan ini acara privatisasi semakin banyak dan angka kemiskinan bertambah. Chavez sudah menjadi seorang tokoh pembebas di Venezuela, banyak diketahui rakyat Venezuela dan menerima pinjaman dari kekuatan anti oligarki. Chavez menetapkan untuk terlibat dalam proses politik demokrasi electoral untuk merebut kekuasaan politik. Melalui organisasi Movimento Quinta Republica (MVR) atau the Fifth Republic Movement, Ia melaksanakan kampanye ke seluruh negeri dengan mengusung tema-tema yang masih sama mirip gagasan awalnya pada tahun 1992. c. Kebangkitan Ekonomi Venezuela bareng IMF dan Bank Dunia pada Masa Revolusi Bolivarian Venezuela mulai membutuhkan tunjangan luar negeri semenjak krisis ekonomi yang melanda venezuela pada tahun 1989. Pinjaman yang diterima dari IMF berupa “three year extended fund facility" dengan jumlah US$ 4,8 milyar. Sejak itu tata cara perekonomian Venezuela menjadi lebih terbuka atas nasehat dan bantuan tata cara pengelolaan ekonomi yang dilaksanakan oleh IMF dan World Bank. Pemerintahan Bush, pemerintah dan bank komersial yang lain sedang mempersiapkan untuk hibah Venezuela mendekati $ 2 miliar sumbangan darurat [13] untuk menolong negara itu cuaca krisis ekonomi yang sudah menjinjing kerusuhan dan pembunuhan ke Caracas, pemerintah dan perbankan pejabat menyampaikan hari ini. Selama masa Pemerintahan Bush, Amerika Serikat beserta Institusi Keuangan dunia yang lain juga mempersiapkan dana pemberian mendekati US$ 2 Milyar sebagai sumbangan darurat. Pinjaman ini digunakan untuk menangani krisis ekonomi di Venezuela yang berefek pada kerusuhan dan inflasi yang tinggi ke negara-negara lain. Bantuan IMF untuk Venezuela: 1989 : Bantuan IMF pertama kali diberikan untuk Venezuela 3 Juni 1996 : IMF mendatangani janji dukungan pinjaman sebesar US$ 1,4 Milyar untuk Venezuela 12 Juli 1996 : Venezuela mendapatkan dukungan dana sebesar US$ 1,4 Milyar dari IMF 30 April 2007 : Presiden Hugo Chavez mengumumkan bahwa Ia akan mengeluarkan Venezuela dari jeratan hutang IMF dan Bank Dunia. Ini ialah suatu simbol pertumbuhan yang besar, Venezuela sudah membayar hutang luar negerinya terhadap institusi-institusi keuangan dunia tersebut. [14] Pada awal periode pemerintahannya, Chavez masih mengikuti kebijakan-kebijakan berhaluan neoliberal yang ditetapkan pendahulunya ialah Rafael Caldera. Sebelumnya, Caldera sudah mengajukan permohonan hutang terhadap IMF pada tahun 1996 guna memulihkan perekonomian dalam negeri. Permohonan hutang tersebut dilakukan guna melaksanakan acara pemulihan ekonomi yang disusun Caldera pada tahun 1994, adalah The Plan de Solidaridad Social. Bersama IMF, Caldera menyusun sebuah acara stabilisasi makroekonomi yang dinamai Agenda Venezuela. Pada awal era pemerintahan Chavez, kebijakan makroekonomi yang dilaksanakan Caldera masih dikerjakan dengan adanya hukum fiskal dan kontrol moneter. Sejalan dengan berlangsungnya program tersebut, Chavez perlahan melakukan banyak sekali penyesuaian kebijakan kepada program-program sosial yang disusunnya [15] . Pada permulaan masa pemerintahan Chavez pula, Venezuela berhubungan dengan Bank Dunia dalam mengerjakan program sosialnya. Program tersebut bermaksud mengurangi tingkat kemiskinan dan merealisasikan pemerintahan yang baik. Program tersebut juga mengacu pada Millennium Development Goals (MDGs) yang ditawarkan The United Nation Development Programme (UNDP) pada tahun 2000 guna mengentaskan kemiskinan, menghapuskan buta karakter dan meminimalisir kematian anak, seiring dengan beberapa tujuan pembangunan yang lain. Bersama Bank Dunia dan UNDP, jalannya program sosial pada awal masa pemerintahan Chavez tetap mengacu pada inspirasi bahwa kemajuan ekonomi mampu tercapai dengan adanya integrasi pasar neoliberal dan pengentasan kemiskinan. Lebih jauh lagi, pada tahun 2002 Bank Dunia memperlihatkan santunan dana sebesar $60.7juta dalam proyek Caracas Slum Upgrading. Bantuan dana juga dikeluarkan guna memajukan jasa kesehatan lazim, transportasi urban dan keuangan [16] . Dengan suksesnya acara-program sosial dan keuangan yang diteruskan Chavez pada kala pemerintahannya melalui kerjasama dengan Bank Dunia dan pemanfaatan hutang yang masih dimiliki dari IMF, Venezuela mengalami perkembangan ekonomi yang signifikan pada tahun 2000. Pertumbuhan ekonomi meningkat pesat dari yang sebelumnya mengalami penurunan sebesar 7.2% pada tahun 1999 sampai pada tahun 2000 mengalami kenaikan sebesar 3.2%, sebagaimana yang mampu dilihat lewat grafik berikut: Grafik 1. GDP Venezuela dari tahun 1999-2010 (dalam persentase pertumbuhan) [17] . Pada tahun 2000 pula, Venezuela berhasil mengeluarkan uang seluruh hutangnya kepada IMF. Hutang yang mulai diterima Venezuela dari IMF semenjak tahun 1989 perlahan dibayar sejak dimulainya periode pemerintahan Chavez pada tahun 1999 hingga lunas pada awal tahun 2001 [18] . Dari grafik tersebut, mampu pula dikenali bahwa Venezuela mengalami fluktuasi ekonomi yang cukup dinamis sepanjang masa pemerintahan Chavez. Menurunnya tingkat pertumbuhan ekonomi pada tahun 2002 dan 2003 diperkirakan merupakan balasan dari kudeta yang berlangsung kepada pemerintahan Chavez pada tahun 2002. Dengan adanya kudeta ini pula, Chavez mulai memperketat kontrol pemerintah atas perusahaan minyak negeri, PDVSA. Kendali tersebut dijalankan melalui pergeseran struktur internal PDVSA yang memungkinkan pemerintah memanfaatkan keuntungan yang dihasilkan perusahaan tersebut. Perubahan struktur PDVSA yang dilaksanakan Chavez ini bertepatan dengan naiknya harga minyak dunia semenjak bulan Desember 2002 [19] . Hal ini dapat menerangkan kenaikan signifikan yang dicapai Venezuela sejak tahun 2003. Meskipun pertumbuhan ekonomi pada tahun-tahun berikutnya sejak 2004 mengalami penurunan, tetapi tingkat perekonomian Venezuela masih jauh lebih tinggi ketimbang perekonomian pada abad sebelum pemerintahan Chavez. Venezuela mulai melepaskan relevansinya dengan IMF dan Bank Dunia semenjak Hugo Chavez menjadi presiden Venezuela pada tahun 1999. Baru-gres ini (2007) Venezuela telah membayar hutang luar negerinya kepada IMF dan Bank Dunia lima tahun lebih awal dari agenda yang ditetapkan. Karena ini, Venezuela dapat menghemat anggaran sebesar US$ 8 juta. [20] Pemutusan relasi Venezuela dengan IMF karena Venezuela telah mendapatkan kembali sumber daya minyaknya yang telah dikuasai oleh pihak abnormal. Chavez melaksanakan nasionalisasi terhadap sektor-sektor ekonomi semenjak tahun 2007 semoga mampu mengurus dan menontrol sumber daya alamnya sendiri. Sektor petroleum merupakan sektor ekonomi yang mendominasi perekonomian Venezuela. Di mana 70% ekspor Venezuela yakni minyak, dan 50% pendapatan pemerintah didapat dari minyak. Setelah melunasi hutang-hutangnya, Venezuela memutus relasi dengan institusi-institusi keuangan tersebut, dan Kantor IMF di Venezuela pun ditutup. Setelah itu, Chavez menginisiasikan dibentuknya Bank Selatan selaku institusi ekonomi yang mampu menolong dan menunjukkan bantuan dana bagi negara-negara Amerika Latin. Pemerintah Venezuela juga akan menggantikan operasi perusahann minyak. US Firms, ConocoPhillips, Chevron and ExxonMobil, Britain's BP, Norway's Statoil and France's Total telah baiklah atas pemindahan kendali operasi ke pemerintah Venezuela. [21] Chavez mengatakan bahwa dia akan menyelesaikan kebijakan Washington dan akan mengembalikan kendali sumber daya Venezuela ke tangan pemerintah Venezuela. Reformasi-reformasi yang dilaksanakan oleh Hugo Chavez antara lain yakni: 1) Pada bulan November 2001, Presiden Hugo Chavez menyosialisasikan 49 reformasi Undang-Undang Pemerintah. Reformasi Undang-Undang itu tergolong juga reformasi tanah dan industri minyak. 2) Pada 25 Februari 2002, Hugo Chavez menunjuk direksi baru untuk memonopoli Perusahaan “Petroleos de Venezuela” namun ditolak oleh pihak eksekutif. 3) Pada Januari 2005, Presiden Chavez menandatangani dekrit reformasi tanah yang bermaksud untuk menghilangkan perkebunan besar Venezuela yang dimiliki oleh pribadi. Presiden menyampaikan redistribusi tanah yang dilakukan akan menenteng keadilan untuk orang miskin pedesaan dan para peternak. 4) Sejak bulan Juni 2005, Venezuela dan 13 negara Karibia meluncurkan perusahaan minyak kawasan pada konferensi puncak di Caracas. Venezuela, produsen utama, baiklah untuk memasok negara-negara dengan bahan bakar murah. Kritikus menuduh Presiden Chavez memakai minyak untuk mengembangkan imbas diplomatik. 5) Pada Januari 2007, Chavez juga mengumumkan bahwa perusahaan energi dan telekomunikasi milik asing di Venezuela juga akan dinasionalisasi. 6) Maret 2007, Chavez sudah mengukur ulang perkebunan besar yang mau di redistribusikan terhadap rakyat miskin, petani dan peternak sesuai dengan rencana reformasi agrarian. 7) Dan pada Mei 2007, Pemerintah Venezuela mengambil kontrol dari proyek minyak di Delta Orinoco sebagai bab dari acara nasionalisasi. 8) September 2008, Pemerintah menyetujui nasionalisasi distributor bahan bakar rumah tangga dan pompa bensin. Venezuela dan Rusia pun menandatangani kesepakatan kerja sama minyak dan gas. [22] Chavez menyampaikan bahwa, Venezuela akan menasionalisasi 11 rig minyak yang dimiliki oleh sebuah perusahaan AS. [23] Pengambilalihan rig, yang dimiliki oleh Helmerich dan perusahaan minyak Payne, ialah langkah modern dalam program nasionalisasi selaku bagian dari sosialis "revolusi Bolivarian" yang digalakkan oleh Hugo Chavez, presiden. Venezuela melakukan pengaturan ulang kredit minyak dari China untuk memaksimalkan laba Venezuela. Di mana kredit tersebut dipakai untuk pembangunan proyek infrastruktur lapangan kerja yang gres. [24] Perjanjian keuangan antara Venezuela dan China telah diubah. Amandemen perjanjian ini untuk memutuskan kemudahan dukungan yang diberikan oleh Bank Pembangunan China, yakni sebesar Rp. 12 Milyar selaku dana bareng (Heavy Fund). Dan untuk itu, Venezuela harus mengekspor minyak ke Asia tidak kurang dari 230.000 barel per hari. [25] Pengiriman minyak ini dikerjakan untuk mengeluarkan uang kembali santunan tiga tahun yang dilakukan oleh Venezuela terhadap China. Chavez juga berupaya membangun relasi diplomatik yang manis baik dengan negara-negara sosialis maupun dengan negara-negara neo-liberal di Amerika Latin mirip Vicente Fox di Mexico, Ricardo Lagos di Chile dan Alejandro Toledo di Peru. Tindakan ini dilakukan dalam rangka mempertahankan kelangsungan power nya di Amerika Latin dan tunjangan yang berasal dari banyak sekali negara di daerah tersebut. Chavez mencanangkan acara-acara yang pro rakyat, di mana program-acara yang dijadwalkan ditujukan untuk perbaikan kehidupan kelompok yang selama ini termarjinalkan yaitu kaum miskin. 2. Venezuela selaku Pelopor Kebangkitan Sosialisme di Amerika Latin a. Pembangunan Stasiun Penyiaran Televisi Amerika Latin, Telesur, selaku corong penyebaran sosialisme dan integrasi Amerika Latin Chavez secara gigih mendorong terbentuknya komunitas Amerika Latin dan mengusung perlawanan kepada neoliberalisme. Karena neoliberalisme tersebut sudah menjadikan banyak kerugian dan penderitaan kepada Negara-negara dunia ketiga. Dalam rangka berbagi sosialisme dan melawan hegemoni neoliberalisme, Chavez berperan aktif dalam proyek pembangunan stasiun penyiaran TV Amerika Latin yang berjulukan Telesur yang berpusat di Caracas yang sudah diluncurkan pada 24 Juli 2005. Stasiun TV ini didukung oleh berbagai negara Amerika Latin. Nantinya, stasiun TV ini juga akan menjadi media penting dalam membuatkan ide integrasi Amerika Latin. b. Hugo Chavez Sebagai Role Model Pemimpin Kiri di Amerika Latin Chavez menunjukkan banyak ide bagi gerakan sosialis di Amerika Latin. Chavez adalah salah satu pemimpin yang berani melawan dan menentang hegemoni Amerika Serikat yang telah menyengsarakan rakyat negara-negara dunia ketiga. Chavez menerapkan kebijakan-kebijakan yang mendukung kepentingan rakyat. Beberapa program yang dilaksanakan antara lain pemberian pangan yang disubsidi, pendidikan universitas yang gratis dan santunan ibu tunggal. Chavez juga melaksanakan revolusi konstitusi yang sesuai dengan kepentingan rakyat. Di mana dalam konstitusi yang baru dijamin hak-hak sosial, politik, ekonomi dan budaya rakyat Venezuela. [26] 3. Peran Venezuela dalam Naiknya Pemimpin-pemimpin Kiri di Amerika Latin Fenomena naiknya pemimpin-pemimpin kiri di daerah Amerika Latin dimulai dengan terpilihnya Hugo Chávez sebagai presiden melalui pemilihan lazim tahun 1998. Naiknya Chávez dibarengi dengan naiknya Ricardo Lagos pada tahun 1999 di Chile, Luís Inácio Lula da Silva pada tahun 2002 di Brazil, Néstor Kirchner pada tahun 2003 di Argentina, Tabaré Vásquez pada tahun 2004 di Uruguay, Evo Morales pada tahun 2005 di Bolivia, Michelle Bachelet di Chile; Rafael Correa di Ekuador; Manuel Zelaya di Honduras; dan Daniel Ortega di Nicaragua pada tahun 2006, Cristina Kirchner pada tahun 2007 di Argentina, Fernando Lugo pada tahun 2008 di Paraguay, José Mujica di Uruguay dan Mauricio Funes di El Salvador pada tahun 2009, Dilma Rousseff di Brazil pada tahun 2010, sampai Ollanta Humala di Peru pada tahun 2011. Fenomena naiknya pemimpin-pemimpin kiri di daerah Amerika Latin tersebut kerap diistilahkan selaku pink tide alih-alih red tide dimana warna merah kerap diasosiasikan dengan haluan politik kiri yang bersifat lebih radikal. Hal ini disebabkan alasannya adalah penerapan sosialisme di negara-negara tersebut cenderung moderat. Haluan kiri yang sekarang populer di tempat Amerika Latin berbeda dengan haluan kiri yang dipraktekkan pada kurun Perang Dingin. Dalam jalannya kepemimpinan berhaluan kiri di negara-negara tersebut, terdapat santunan atas prosedur demokratis dimana dibuka potensi untuk melaksanakan kampanye pemilihan umum dalam kerangka kerja penyeleksian umum yang dilindungi hukum. Selain itu, selain Venezuela, negara-negara dengan presiden berhaluan kiri tersebut tidak secara eksplisit menyatakan bahwa negaranya kini berlangsung di atas jalur sosialisme [27] . Haluan kiri yang tengah populer di kawasan Amerika Latin tersebut juga condong lebih menekankan bahwa presiden-presiden yang kini terpilih di negara-negara tersebut berasal dari partai sayap-kiri, alih-alih berasal dari suatu gerakan sosial tertentu yang bersifat anti-pemerintah dan kerap mengorganisir protes baik yang bersifat damai maupun dengan kekerasan. Melalui isu intelijen Amerika Serikat, timbul sinyalir bahwa bangkitnya perekonomian Venezuela melalui suksesnya program-program sosial yang dikerjakan dan keuntungan dari PDVSA dan perusahaan-perusahaan yang sekarang sudah menjadi milik negara di Venezuela dimanfaatkan Chavez untuk mendukung politisi-politisi berhaluan kiri di aneka macam negara di Amerika Latin untuk menjangkau bangku kepresidenan. Pada kurun kampanye Evo Morales di Bolivia pada tahun 2005, muncul klaim dari Amerika Serikat dan Jorge Quiroga (kandidat presiden Bolivia dari partai berhaluan kanan) bahwa Chavez melaksanakan interferensi terhadap masalah domestik Bolivia melalui pendanaan kampanye Morales [28] . Klaim tersebut tidak ditanggapi lebih jauh baik dari pihak Chavez maupun Morales. Tuduhan-tuduhan senada kian intens sejak tahun 2007, tahun dimana kantor IMF di Venezuela resmi ditutup dan Chavez sukses melakukan nasionalisasi serta pembelian kembali beberapa perusahaan yang beroperasi di Venezuela. Pada tahun 2007, beberapa dikala sesudah naiknya Cristina Kirchner menjadi presiden di Argentina, didapatkan suatu koper berisi uang sebesar US$800ribu di Miami. Koper tersebut dicurigai ialah milik seorang usahawan Venezuela, Guido Antonini, yang hendak berangkat ke Argentina [29] . Uang yang disita pemerintah Amerika Serikat tersebut dicurigai akan digunakan sebagai dana kampanye kepresidenan Kirchner, khususnya dengan hendak berangkatnya Antonini menuju Argentina dengan menggunakan pesawat langsung menuju perusahaan minyak negeri Argentina. Meskipun Kirchner menolak klaim dalam laporan tersebut, FBI mengklaim bahwa hasil interogerasi kepada Antonini menunjukkan bahwa uang tersebut memang dimaksudkan untuk mendanai kampanye Kirchner. Lebih jauh lagi, Antonini diinstruksikan untuk merahasiakan kegunaan duit tersebut dan peran Venezuela di balik pendanaan tersebut. Selain itu, disinyalir pula bahwa Antonini telah menerima uang sebesar US$2juta guna merahasiakan pendanaan kampanye tersebut [30] . Sementara itu, pada tahun 2007 dimana Fernando Lugo menyalonkan diri dalam pemilihan presiden di Paraguay, muncul pernyataan dari Menteri Luar Negeri Ruben Ramirez Lezcano yang membenarkan bahwa Venezuela menyalurkan dana dalam kampanye Lugo [31] . Meskipun dalam kampanye Lugo hanya terdapat sedikit bukti bahwa Venezuela sudah melaksanakan pendanaan signifikan, terdapat bukti bahwa Kedutaan Besar Venezuela telah memperlihatkan perlindungan kepada Lugo atas perintah Chavez [32] . Pada tahun 2008, Lugo sukses memenangkan pemilihan presiden tersebut. Pada tahun 2009, terdapat pula laporan bahwa Venezuela melakukan pendanaan dalam kampanye kepresidenan Mujica di Uruguay. Pendanaan ini dilakukan lewat penjualan buku di Venezuela oleh keluarga istri Mujica. Penjualan buku tersebut menghasilkan keuntungan sebesar US$32juta. Kecurigaan timbul alasannya nilai buku yang semestinya dijual bergotong-royong cuma US$500ribu [33] . Hal tersebut menyebabkan kecurigaan bahwa perusahaan buku tersebut menjadi jalur bagi Venezuela untuk melaksanakan pendanaan kampanye Mujica. Pada tahun yang sama, muncul laporan dari badan intelijen Amerika Serikat yang menyatakan bahwa terdapat sinyalir adanya pendanaan kampanye Mauricio Funes dari Farabundo Marti National Liberation Front (FMLN) di El Salvador oleh Venezuela [34] . Klaim tersebut disanggah oleh Carlos Luiz, salah satu walikota di El Salvador. Luiz menyatakan bahwa pendanaan memang dilaksanakan Venezuela, tetapi bukan untuk melaksanakan kampanye kepresidenan Funes melainkan untuk mendanai proyek penyimpanan yang merupakan bab dari kerjasama ekonomi antara kedua negara tersebut. Lebih jauh lagi, Luiz menerangkan bahwa pendanaan proyek tersebut berasal dari proyek Petrocaribe yang dilakukan kedua negara [35] . Pada tahun 2011, Daniel Ortega yang telah memenangkan pemilihan presiden di Nikaragua pada tahun 2006 kembali mencalonkan diri sebagai kandidat presiden untuk yang ketiga kalinya. Kampanye kepresidenan ini juga disinyalir menerima pendanaan dari Venezuela. Pendanaan tersebut dijalankan secara terselubung melalui jual beli minyak yang pemanfaatannya menghasilkan laba yang kemudian dipakai lebih jauh lagi guna melakukan kampanye kepresidenan. Selain itu, pihak oposisi juga mengklaim bahwa Venezuela menawarkan pendanaan yang bernilai 7-8% GDP Nikaragua untuk menjalankan kampanye kepresidenan Ortega [36] . Di tahun yang serupa, timbul pula laporan bahwa Venezuela sudah melakukan pendanaan kampanye Ollanta Humala di Peru. Pendanaan yang dijalankan Venezuela tersebut adalah sebesar US$12juta. Pendanaan tersebut dikerjakan melalui jaringan koordinasi militer antara Venezuela, Peru dan Bolivia, dimana uang yang dipakai dikirim melalui pesawat tempur milik Venezuela. Pesawat tempur tersebut menjadi media angkutanpendanaan yang melintasi La Paz sebelum meraih Kedutaan Besar Venezuela di Lima [37] . 4. Kepentingan Venezuela dalam Naiknya Pemimpin-Pemimpin Kiri di Amerika Latin Sejatinya setiap pemain drama (negara) berinteraksi dan bekerjasama dengan bintang film-aktor lain di dalam relasi internasional yaitu untuk mendapatkan national interest-nya. Di mana dalam dunia yang anarki ini, para pemain drama melakukan struggle for power agar dapat survive dalam sistem internasional ini sebagai national interest yang paling fundamental dari kekerabatan internasional seperti yang diuraikan oleh Hans J. Morgenthau. Venezuela juga berusaha melakukan struggle for power biar survive dalam sistem internasional ini yang sudah didominasi oleh neoliberalisme Amerika Serikat. Chavez berusaha mengejar power ini dengan memainkan kiprahnya menghidupkan sosialisme di Amerika Latin sekarang ini. Melalui tugas yang Ia mainkan tersebut, Chavez mampu membuatkan pengaruhnya di negara-negara tempat Amerika Latin. Dengan demikian Venezuela akan mendapatkan power yang lebih besar dan makin besar lengan berkuasa sehingga mampu menangkal dan melawan jeratan neoliberalisme Amerika Serikat yang menyengsarakan dan memperlihatkan penderitaan terhadap rakyanya. 5. Meningkatnya Power Venezuela Paska Naiknya Pemimpin-Pemimpin Kiri di Amerika Latin a. Pembentukan CELAC Pada tanggal 2 Desember 2011, 33 Pemimpin negara Amerika Latin dan Karibia berkumpul di Caracas, Ibukota Venezuela. Para pemimpin negara tersebut menghadiri pertemuan Komunitas Negara Amerika Latin dan Karibia (CELAC). CELAC ialah suatu langkah menuju otonomi sarat dan terbebas dari dampak Amerika Serikat. Dalam konferensi CELAC ini ditandatangani 22 dokumen yang disebut “Deklarasi Karakas” yang berisi planning agresi yang mau ditetapkan bagi CELAC dengan program kerja dan mekanisme yang berhubungan . CELAC ini diperlukan mampu menjadi alternative bagi Organisasi Negara-negara Amerika (OAS). CELAC menerapkan sebuah sistem yang berbeda dengan OAS, masalah-problem negara-negara Amerika Latin akan dibahas di Amerika Latin dan bukan di Washington. CELAC pun ialah suatu institusi yang tidak menjauhkan visi, tradisi, nilai dan kebutuhan negara-negara Amerika Latin, ungkap Rafael Correa. CELAC akan mengakhiri hegemoni Amerika Serikat terhadap negara-negara Amerika Latin. Melalui CELAC, negara-negara Amerika Latin akan membangun visi dan nasibnya sendiri, sehingga pertentangan, acara, dan persoalan yang terjadi akan ditentukan oleh mereka sendiri tidak dengan campur tangan Amerika Serikat. Negara-negara Amerika Latin juga akan meninggalkan Doktrin Monroe yang ialah kebijakan kolonialis Amerika yang dikenalkan pada tahun 1923 oleh James Monroe, Presiden Amerika Serikat pada saat itu. Pembentukan CELAC ini merupakan jadwal yang penting bagi Chavez. Di mana dalam komunitas ini, Ia berupaya untuk mengkonsolidasikan berbagai pergeseran di Amerika Latin, termasuk juga agenda revolusi Bolivarian. Dengan terbentuknya CELAC ini pun, semakin dekat dengan impiannya melaksanakan integrasi negara-negara Amerika Latin. Dalam sambutan pembukaan yang disampaikan oleh Chavez, Ia mengutarakan bahwa ini ialah potensi bagi Amerika Latin dan Karibia untuk membangun ruang geopolitik seperti yang dicita-citakan oleh Simon Bolivar. Bagi Chavez, CELAC juga dianggap sebagai kesempatan untuk membangun kebesaran tanah air, persatuan dan kemerdekaan di Amerika Latin. [38] Chavez pun mengutarakan bahwa kini ini negara-negara Amerika Latin dan Karibia harus mengambil peran selaku pusat kekuatan dunia dan mendapatkan penghormatan bagi kita semua. [39] b. ALBA, (Alianza Bolivariana Para los Pueblos de Nuestra America) Venezuela menggagas didirikannya ALBA pada tahun 2004, sesudah gelombang naiknya pemimpin-pemimpin berhaluan kiri di tempat Amerika Latin mulai berlangsung. Pada tahun 2004 itu pula, ALBA masih beranggotakan Venezuela dan Kuba yang telah usang memiliki presiden berhaluan kiri jauh sebelum Chávez menduduki bangku kepresidenan. Negara-negara Amerika Latin yang lain gres bergabung dengan ALBA setelah pemimpin-pemimpin berhaluan kiri terpilih selaku presiden di negara-negara tersebut. Negara-negara yang sudah bergabung tersebut antara lain yakni Bolivia pada tahun 2006, Nikaragua pada tahun 2007, dan Ekuador pada tahun 2009. Hingga sekarang, ALBA mempunyai delapan negara anggota adalah Antigua dan Barbuda, Bolivia, Kuba, Dominika, Ekuador, Nikaragua, Saint Vincent and the Grenadines, dan Venezuela. Dari kronologi naiknya pemimpin-pemimpin berhaluan kiri dan didirikannya ALBA, dapat dilihat bahwa ALBA gres diresmikan setelah pemimpin-pemimpin berhaluan kiri tersebut mulai terpilih sebagai presiden di negaranya masing-masing. c. KTT Amerika Selatan, Union of South American Nations – UNASUR Para pemimpin Amerika Latin dan Karibia melaksanakan Konferensi Tingkat Tinggi Amerika Selatan tanpa mengundang Amerika Serikat. KTT pertama dikerjakan pada tahun 2000 di Brazil, kemudian Ekuador (2002), dan Peru (2004). Selanjutnya dibuat Liga/Uni Negara-negara Amerika Selatan (Union of South American Nations), pada tahun 2006. KTT Liga Negara-negara Amerika Selatan yang kedua diselenggarakan di Bolivia untuk menaruh dasar dan tujuan dari Union of South American Nations. Pada tahun 2007, pertemuan diadakan kembali di Venezuela yang dihadiri oleh negara-negara penghasil energi di Amerika Latin. Hingga kesannya pakta persetujuan UNASUR ditandatangani di Brazil pada tahun 2008. d. Aliansi Strategis dengan China Kebutuhan China akan materi mentah menjadi salah satu faktor pendorong terjalinnya relasi yang lebih bersahabat antara China dan negara-negara Amerika Latin. Kini, China mulai membentuk aliansi strategis dengan beberapa negara di kawasan Amerika Latin utamanya Venezuela. China sudah menjadi salah satu partner jualan terbesar baik bagi negara-negara anggota MERCOSUR (Southern Common Market) dan juga bagi negara-negara kawasan Amerika Selatan lainnya. Di tamat tahun 2009, relasi jual beli dan ekonomi antara China dan Venezuela semakin solid. Kedua negara menandatangani koordinasi di bidang pertanian, energi dan bidang-bidang industri. Menteri Luar Negeri Venezuela Nicolas Maduro menyatakan bahwa aliansi strategis Venezuela dengan China didasarkan atas nilai-nilai saling menghormati, kesetaraan dan pembangunan bareng sebagai kedua negara yang bercita-cita merealisasikan dunia yang bersifat multipolar [40] . Pada ketika pelantikan Komisi Tingkat-Tinggi Bersama China-Venezuela ke-10, Maduro menyatakan bahwa selama 12 tahun terakhir korelasi antara kedua negara telah memungkinkan tercapainya pertumbuhan signifikan bagi negara. Karenanya, ia menegaskan kembali bahwa Caracas akan terus teguh berlangsung dalam aliansi strategis ini. Ia menegaskan bahwa pendalaman hubungan dengan negara-negara meningkat mirip China mengikuti kebijakan mancanegara Venezuela yang bertujuan merestorasi kemerdekaan dan kedaulatan sebagai hasil dari Revolusi Bolivarian yang dipimpin Presiden Hugo Chavez. Saat ini, Venezuela ialah suatu negara merdeka yang mampu berkoordinasi dengan dunia dan negara-negara berkembang mirip China dalam rangka meraih pembangunan secara penuh [41] . Penguatan aliansi strategis antara Venezuela dengan China ini dilatarbelakangi bangkitnya berekonomian China beberapa tahun remaja ini. Karenanya, negara-negara di Amerika Latin terutama Venezuela merasa perlu memperkuat korelasi dengan China selaku sebuah daerah yang juga mulai bangun kekuatannya. Bangkitnya kekuatan tempat Amerika Latin ditandai dengan adanya penguatan mekanisme integrasi mirip yang berjalan dalam ALBA, UNASUR, CELAC dan Petrocaribe. Venezuela tepatnya Caracas dijadwalkan akan menjadi pusat konstruksi zona pembangunan besar yang sudah diimpikan Simon Bolivar selaku inspirator Venezuela dalam melakukan Revolusi Bolivarian. Tujuan pembangunan Amerika Latin selaku daerah yang mulai bangkit adalah selaku suatu blok kekuatan dalam membangun dunia gres yang bersifat multipolar tanpa adanya hegemoni tertentu [42] . Penguatan aliansi strategis antara China dan Venezuela mencakup peningkatan suplai minyak menuju China hingga 600ribu barrel per hari. Hingga sekarang, Venezuela ialah sumber suplai minyak paling besar keempat bagi China. Sebaliknya, China juga akan mengembangkan investasinya dalam sektor pertanian, infrastruktur, pertambangan, dan bikinan energi di Venezuela. Salah satu perusahaan China yang melaksanakan koordinasi investasi dengan perusahaan Venezuela ialah Sinohydro Corporation yang berafiliasi dengan perusahaan listrik nasional Venezuela CORPOELEC. Kedua perusahaan ini bekerjasama dalam memproduksi listrik tenaga air. Bank Pembangunan China juga mengeluarkan kredit sebesar $1milyar selaku investasi bagi perusahaan tambang nasional Venezuela. Selain itu, perusahaan nasional maupun swasta di China juga telah berinvestasi dalam pembangunan rel kereta dan buatan ikan serta udang di Venezuela. Kerjasama yang lain yang sudah berjalan antara kedua negara yakni kerjasama dalam pengerjaan satelit telekomunikasi dan pembukaan potensi bagi mahasiswa Venezuela untuk berguru perihal teknik penerbangan di universitas-universitas di China [43] . e. Mendirikan Bank di Wilayah Selatan (Banco del Sur) Bank Selatan (Bank of the South, Banco del Sur) didirikan pada tahun 2007 oleh enam presiden negara-negara Amerika Latin adalah Nestor Kirchner dari Argentina, Luiz Inacio Lula da Silva dari Brazil, Nicanor Duarte dari Paraguay, Rafael Correa dari Ecuador, Evo Morales dari Bolivia dan Hugo Chavez dari Venezuela. Bank Selatan ini dijadwalkan menjadi sebuah tanggapan atas dominasi Bank Dunia dan IMF sebagai sumber dana pembangunan dunia. Rencana pendirian bank regional ini telah muncul semenjak tahun 2006 yang berawal dari ide oleh Chavez dan Kirchner. Rencana pendirian bank tersebut dilatarbelakangi oleh kekalutan kedua presiden tersebut atas situasi kawasan Amerika Latin yang dianggap tengah dilanda efek negatif IMF dan Bank Dunia [44] . Secara eksplisit, Chavez menyatakan bahwa pendirian bank ini adalah sebuah bab dari "perang" yang lebih luas lagi dengan negara-negara maju di bagian utara. Bank ini adalah suatu realita politis dan bagian dari perang ekonomi yang juga merambah di bidang sosial dan ideologis. Chavez menyatakan keprihatinannya atas situasi pada kurun kini dimana bantu-membantu negara-negara di Amerika Latin memiliki banyak uang tetapi sebagian besar duit tersebut disimpan di bank-bank utara utamanya Amerika Serikat, dalam bentuk mata uang lain yang bukan mata uang resmi salah satu negara di Amerika Latin. Chavez sebelumnya sudah menuding IMF selaku sebuah kutukan bagi kawasan Amerika Latin alasannya adalah planning-planning pembangunan yang ditawarkan IMF justru mengguncang perpolitikan domestik negara-negara di Amerika Latin. Selain itu, rencana-planning pembangunan yang disediakan IMF juga justru menimbulkan masalah kelaparan, penderitaan, kemiskinan dan kekerasan di kelompok rakyat Amerika Latin [45] . Presiden Brazil Luiz Inacio Lula da Silva menyatakan bahwa Bank Selatan akan menangani keuangan dalam proyek-proyek terkait banyak sekali sektor ekonomi kunci mirip infrastruktur, ilmu pengetahuan dan teknologi, dan membawa keseimbangan yang lebih baik bagi daerah Amerika Latin. Juru bicara pemerintah Brazil Marcelo Baumbach menyertakan bahwa bank gres ini akan memainkan peran signifikan dalam integrasi regional dan dalam upaya mengkonsolidasi penyatuan negara-negara Amerika Selatan dalam bentuk semacam Uni Amerika Selatan. Pernyataan serupa dinyatakan oleh presiden Ekuador Rafael Correa [46] . Sementara itu, presiden Bolivia Evo Morales menyatakan bahwa Bank Selatan akan menolong tempat Amerika Latin untuk mulai mempersiapkan diri dalam pengembangan mata uangnya sendiri dan membendung tekanan institusi-institusi peminjaman hutang internasional yang kerap menuntut privatisasi perusahaan-perusahaan nasional sebagai bentuk pembayaran hutang. Melalui pendirian bank ini, dibutuhkan akan terbentuk suatu kesetaraan antara negara-negara di Amerika Latin [47] . Bank Selatan mulai beroperasi tahun 2008 dengan modal awal sebesar US$7milyar. Argentina, Brazil dan Venezuela masing-masing memasok modal sebesar US$2milyar [48] . Bank ini mempunyai basis di Caracas. Selain itu, bank ini juga akan memiliki kantor cabang regional di Buenos Aires dan La Paz. f. Pertemuan ASA, Africa South America Konferensi Tingkat Tinggi Afrika-Amerika Selatan (Africa-South America – ASA Summit) yang diadakan di pulau Margarita, Venezuela, pada tahun 2009, adalah KTT kedua yang diadakan ASA setelah KTT yang diadakan di Nigeria pada tahun 2006. KTT Afrika-Amerika Selatan ke-2 ini membicarakan banyak sekali berita utamanya mengenai koordinasi energi. KTT ini dibuka oleh Chavez dan dihadiri oleh 60 negara dari tempat Afrika dan Amerika Latin [49] . Tema dari KTT ini yaitu “menutup jarak, membuka potensi ” [50] . KTT ini menghasilkan rencana pembangunan infrastruktur energi dan proyek bareng dalam kerjasama pengelolaan sumber minyak. Dalam konferensi ini juga dicanangkan planning strategis 2010-2012 selaku kerangka koordinasi antara dua kawasan tersebut. Dalam KTT ini, didirikan peluncuran Radio Selatan yang ialah sebuah jaringan stasiun radio yang dikelola oleh Radio Nasional Venezuela (RNV). Radio Selatan memiliki pernyataan misi yang bertujuan membuatkan nilai-nilai perjuangan revolusioner rakyat Selatan dan mempromosikan persatuan rakyat Selatan lewat pertukaran info dan kerja sama lintas-bangsa. Jaringan radio ini akan mencakup 40% daerah Venezuela, dan berintegrasi dengan 18 stasiun radio di Argentina, 10 di Kolombia, 4 di Bolivia, 4 di Honduras dan Uruguay, 3 di Panama, Nikaragua, Paraguay, Brazil, Meksiko dan Amerika Serikat, 2 di Kuba, Ekuador, Peru dan Haiti, serta 1 di Guatemala, Republik Dominika, Chili, El Salvador dan Equatorial Guinea. Selain Radio Selatan, dalam KTT Afrika-Amerika Selatan ke-2 juga ditandatangani dokumen pembentukan Bank Selatan yang telah dibahas sebelumnya [51] . Dalam KTT ini juga ditandatangani nota kesepahaman untuk pembentukan koordinasi pertambangan antara Venezuela dengan Sierra Leone, Mali, Namibia, Niger, dan Mauritania. Selain itu, ditandatangani pula komitmen kerjasama dengan FAO guna membantu upaya memerangi kelaparan di Afrika melalui penyediaan benih, pupuk, dan teknologi pertanian lainnya. Chavez menyatakan bahwa ASA yakni suatu mekanisme vital dalam persatuan antara Amerika Latin dengan Afrika. Terwujudnya KTT ASA merupakan bukti bahwa Amerika Latin dan Afrika yakni suatu kekuatan yang besar serta persatuan dua kekuatan besar ini akan berkontribusi dalam upaya membuat dunia yang sebanding [52] . Guna mencapai keseimbangan yang lebih baik negara-negara partisipan KTT ASA juga menyerukan reformasi Dewan Keamanan PBB. Dalam dokumen yang diterbitkan pada abad KTT tersebut, negara-negara anggota KTT menyatakan kebutuhan atas partisipasi yang lebih besar lagi bagi negara-negara meningkat di Amerika Latin dan Afrika guna mengoreksi ketidakseimbangan yang berjalan dalam prosedur dalam tubuh PBB dan mewujudkan dewan yang lebih demokratis, transparan, representatif, efektif dan terlegitimasi. Selain itu, reformasi Dewan Keamanan PBB juga dibutuhkan untuk menjawab realita politik internasional abad sekarang [53] . Dalam potensi tersebut, Chavez memperlihatkan dukungan untuk mengorganisir sekretariat ASA. Tawaran Chavez ini diterima oleh partisipan-partisipan KTT lainnya. Sekretariat bertugas memutuskan implementasi rencana-rencana dan proyek-proyek yang disepakati dalam KTT [54] . g. Melawan Hegemoni Neoliberalisme Amerika Serikat Dalam lembaga OPEC, Chavez menganjurkan semoga negara-negara anggota OPEC semakin memperkuat posisi tawarnya di hadapan negara-negara industri maju. Chavez pun menganjurkan untuk mengubah dollar menjadi euro sebagai mata uang yang dipakai dalam jual beli minyak, karena menurunnya nilai tukar dollar. Hal ini tentu bermaksud untuk melawan hegemoni Amerika Serikat dan melemahkan kurs dollar Amerika Serikat. Chavez dengan lantang melakukan kritik kepada neoliberalisme yang disuarakan oleh Amerika Serikat. Hal ini terang tampakdengan langkah-langkah Chavez yang lebih mendukung MERCOSUR daripada FTAA (Free Trade Area of The America. Chaves juga menolak liberalisasi, deregulasi dan privatisasi atas pelayanan publik dalam menentang neoliberalisme dan hegemoni Amerika Serikat. Chavez pun lebih memilih mempekerjakan koperasi sebagai sokoguru perekonomian rakyat Venezuela. Perlawanan terhadap neoliberalisme pun terlihat pada upaya negara-negara Amerika Latin dan Karibia membentuk sendiri visi, misi dan platform daerah Amerika Latin melalui CELAC, yang berarti menginggalkan Doktrin Monroe yang selama ini sudah diterapkan di kawasan tersebut. Pembentukan ALBA, UNASUR, Banco del Sur dan konferensi ASA selaku upaya menyusun dan memajukan kekuatan juga ditujukan untuk melawan dan menentang hegemoni Amerika Serikat di kawasan Amerika Latin. BAB IV PENUTUP 1. Kesimpulan Sejatinya setiap pemain film (negara) berinteraksi dan berhubungan dengan bintang film-aktor lain di dalam kekerabatan internasional guna meraih kepentingan nasionalnya. Di mana dalam dunia yang bersifat anarki, para pemain drama melakukan struggle for power semoga dapat survive dalam metode internasional. Struggle for power tersebut ialah kepentingan nasional yang paling fundamental dari korelasi internasional mirip yang dikemukakan oleh Hans J. Morgenthau. Venezuela juga berupaya melakukan struggle for power supaya survive dalam tata cara internasional yang ketika ini didominasi oleh neoliberalisme Amerika Serikat. Chavez berupaya meraih peningkatan power lewat usaha memainkan kiprahnya dalam membangkitkan sosialisme di Amerika Latin sekarang ini. Melalui peran yang dimainkan tersebut, Chavez dapat mengembangkan pengaruhnya di negara-negara daerah Amerika Latin. Dengan demikian Venezuela akan mendapatkan power yang lebih besar dan kian berpengaruh sehingga bisa mencegah dan melawan jeratan neoliberalisme Amerika Serikat yang menyengsarakan dan memberikan penderitaan kepada rakyatnya. Kepentingan Venezuela untuk mendapatkan power pun terbukti dengan pembentukan CELAC, ALBA, Banco del Sur, UNASUR, dan penyelenggaraan KTT ASA di daerah Amerika Latin. Di mana organisasi-organisasi tersebut semakin memperkuat posisi Venezuela baik di kawasan Amerika Latin maupun di dunia. Meningkatnya power yang dimiliki Venezuela serta mulai terkonsolidasinya negara-negara Amerika Latin dan Karibia menjadi satu kekuatan bareng , dimanfaatkan sebagai senjata melawan hegemoni Amerika Serikat. 2. Saran Kegigihan Venezuela dalam mengerjakan Revolusi Bolivarian serta capaian-capaian yang diraihnya baik secara domestik, regional maupun global mampu menjadi pola bagi Indonesia untuk berani mengambil langkahnya sendiri sebagai suatu negara berdaulat. Peran aktif Venezuela dalam upaya mempersatukan kekuatan di Amerika Latin mampu pula menjadi teladan bagi Indonesia yang sebelumnya memiliki reputasi serupa selaku salah satu inisiator Gerakan Non-Blok dan penyelenggara Konferensi Asia-Afrika. Sebagaimana Venezuela yang dengan tegas melakukan Revolusi Bolivarian dan menolak lestarinya praktek neoliberalisme di negaranya dan tempat daerah kawasan kedaulatannya berada, Indonesia dapat kembali meraih reputasinya di abad lalu. Di masa lalu, Indonesia memiliki reputasi sebagai negara yang dengan tegas menentang apa yang tidak sesuai dengan prinsip-prinsip yang sudah digariskan dalam Pancasila maupun UUD 1945, misalnya ketika Amerika Serikat berusaha menanamkan pengaruhnya melalui pembentukan pakta pertahanan di Asia Tenggara pada abad Perang Dingin. Selain itu, di abad kemudian Indonesia juga memiliki reputasi selaku salah satu inisiator Gerakan Non-Blok yang menentukan untuk tidak berpihak pada blok manapun selama Perang Dingin. Untuk meraih reputasi ini, Indonesia memerlukan sosok pemimpin yang tegas dalam menanggulangi masalah mulai dari ranah domestik. Selain itu, penyusunan rencana yang masak dalam jalannya pemerintahan mirip perencanaan program-program bagi penduduk juga dibutuhkan dalam melaksanakan sebuah negara yang berdaulat dan berorientasi pada kepentingan rakyatnya. Indonesia mampu menjadikan Venezuela sebagai ide dengan adanya acara-acara sosial yang sukses dilakukan Venezuela sejauh ini. DAFTAR PUSTAKA Al Jazeera: Venezuela to Nationalize US-Owned Oil Rigs . 24 Juni 2010. akses tanggal 13 Juni 2012. CIA World Factbook. 2011. http://www.indexmundi.com/g/g.aspx?c=ve&v=66 kanal tanggal 26 Juni 2012. Deudney, Daniel H. Sphere of Influence . http://www.britannica.com/EBchecked/topic/287778/sphere-of-influence. Diakses pada 5 Juni 2012, Pukul 21.00 WIB. Economist.com, 5 November 2011. The Survivor. http://www.economist.com/node/21536629 akses tanggal 26 Juni 2012. El Universal. 2007. Chavez labels as infamous the claims of funding Kirchner presidential campaign. kanal tanggal 26 Juni 2012. Embassy Asuncion. 2007. Paraguay: Venezuela Foreign Aid Activities . http://leaks.hohesc.us/?view=07ASUNCION511 saluran tanggal 26 Juni 2012. Fernandes, Sujatha. 2008. Social Policy in Chavez’s Venezuela: A Radical Alternative of More of the Same? ReVista: Harvard Review of Latin America. http://www.drclas.harvard.edu/revista/articles/view/1101 kanal tanggal 26 Juni 2012. Fitzpatrick, M.J. 2007 . Paraguay: Lugo Still in Clergy; Joins Opposition Pact . http://leaks.hohesc.us/?view=07ASUNCION208 akses tanggal 26 Juni 2012. Fleishman, Luis. 2009. Will Uruguay Join the Chavez Axis? Spero News, 23 November 2009. http://www.speroforum.com/a/23066/Will-Uruguay-join-the-Chavez-axis saluran tanggal 26 Juni 2012. Fuentes, Federico. 2006. Bolivia: Bush’s New Nightmare? Green Left Weekly, 25 Januari 2006. http://www.countercurrents.org/bolivia-fuentes250106.htm saluran tanggal 26 Juni 2012. Freedman, Elaine. 2011. The Lights of ALBA on El Salvador’s Horizon . http://www.envio.org.ni/articulo/4344 saluran tanggal 26 Juni 2012. Griffith, M, T. O'Callaghan dan S.C. Roach. 2002. International Relations: The Key Concepts . New York: Routledge, Taylor & Francis Group. Gobierno Bolivariano de Venezuela. 2011. Maduro: China - Venezuela strategic alliance based on respect, equality, development . http://www.embavenez.by/en/news/401-maduro-alianza-estrategica-con-china-se-basa-en-respeto-igualdad-y-desarrollo susukan tanggal 13 Juni 2012. Inter-American Security Watch, 3 Juni 2011. Roger Noriega Reveals Secret Chavez Funding Ahead of Peru Election . http://interamericansecuritywatch.com/roger-noriega-reveals-secret-chavez-funding-ahead-of-peru-election/ saluran tanggal 26 Juni 2012. Kilborn, Peter T. New York Times: U.S. Planning Role in $2 Billion Loan to Aid Vebezuela . 4 Maret 1989. ?pagewanted=all&src=pm. Diakses pada 24 Juni 2012, Pukul 22.15 WIB. Mayela Armas H. El Universal: Venezuela Assigns 230,000 bpd of Oil to Repay Debt With China . 10 Mei 2012. http://www.eluniversal.com/economia/120510/venezuela-assigns-230000-bpd-of-oil-to-repay-debt-with-china. Diakses pada 24 Juni 2012, Pukul 23.45 WIB. McConnell, J.M. 2008. Annual Threat Assessment of the Director of National Intelligence . USA: Office of the Director of National Intelligence. MercoPress. 2009. Bank of the South takes off with 7 billion USD initial capital . . Diakses pada 7 Juni 2012, Pukul 22.00 WIB. Shixue, Jiang. 2007. On the Rise of the Latin American Left . China International Studies, Spring 2007. Soyomukti, Nurani. 2008. Hugo Chavez Vs Amerika Serikat . Yogyakarta: Garasi. Suggett, James. 2009. Venezuela and China Consolidate “Strategic Alliance,” Expand Bilateral Trade . http://venezuelanalysis.com/news/5032 kanal tanggal 13 Juni 2012. Tehran Times. 2007. South America launches rival to the IMF, World Bank . http://old.tehrantimes.com/index_View.asp?code=158969 akses tanggal 13 Juni 2012. Time. 2007. Troubles for Argentina’s New Evita . http://www.time.com/time/world/article/0,8599,1697490,00.html jalan masuk tanggal 26 Juni 2012. Timeline IMF. http://www.timelinesdb.com/listevents.php?subjid=223&dayinhist=0&date1=-99999999999&date2=99999999999&words=&title=IMF&fromrec=0. Diakses pada 24 Juni 2012, Pukul 22.10 WIB. Tran, Mark. Guardian: Venezuela Quits IMF and World Bank. 1 Mei 2007. http://www.guardian.co.uk/business/2007/may/01/venezuela.imf. Diakses pada 24 Juni 2012, Pukul 22.10 WIB. Wilpert, George. “Venezuela’s New Constitution.” 27 Agustus 2003. http://venezuelanalysis.com/analysis/70. Diakses pada 13 Juni 2012 pukul 15.00 WIB. World Affairs. Sphere of Influence: Real International Relations . http://www.u-s-history.com/pages/h901.html. Diakses pada 5 Juni 2012, Pukul 21.10 WIB. World Bank, Global Development Finance. 2010. Venezuela - Use of IMF Credit . http://www.indexmundi.com/facts/venezuela/use-of-imf-credit terusan tanggal 26 Juni 2012. [1] Blanco, L dan R. Grier. 2011. Explaining the Rise of the Left in Latin America. Pepperdine University, School of Public Policy Working Papers: Paper 24. [2] Hans J. Morgenthau dalam Michael G. Roskin. National Interest: From Abstraction to Strategy. 20 Mei 1994 . http://www.strategicstudiesinstitute.army.mil/pdffiles/pub356.pdf . Diakses pada 25 Juni 2012, Pukul 20.00 WIB. [3] Giddens, Anthony. 2008. The Third Way. [4] Soyomukti, Nurani. “Hugo Chavez Vs Amerika Serikat, Garasi, Jogjakarta, 2008, hlm. 12-13. [5] Maxwell A. Cameron. “Latin America’s Left Turns: Parties, Populism and Social Movements in The Post-Neoliberal Era”, dipresentasikan dalam konferensi Latin America’s a Turns? Political Parties Insurgent Movements, and Alternative Policies, Univ. Of British Columbia, Vancover 25-27 May 2007. Hlm. 5-6. [6] Morgenthau, Hans. 1951. In Defense of the National Interest, A Critical Examination of American Foreign Policy. New York: Alfred A. Knopf. [7] Ibid. [8] Griffith, M, T. O'Callaghan dan S.C. Roach. 2002. International Relations: The Key Concepts . New York: Routledge, Taylor & Francis Group. [9] Nye, Joseph. 1990. Bound to Lead: The Changing Nature of American Power . New York: Basic Books. [10] Daniel H. Deudney. Sphere of Influence.” http://www.britannica.com/EBchecked/topic/287778/sphere-of-influence . Diakses pada 5 Juni 2012, Pukul 21.00 WIB. [11] World Affairs. “Sphere of Influence: Real International Relations.”. http://www.u-s-history.com/pages/h901.html . Diakses pada 5 Juni 2012, Pukul 21.10 WIB. [12] Revolusi Bolivarian Hugo Chavez. http://id.shvoong.com/books/dictionary/2089862-revolusi-bolivarian-hugo-chavez-di/#ixzz1xP3hQSHa . Diakses pada 5 Juni 2012, Pukul 21.00 WIB. [13] Peter T. Kilborn. New York Times: U.S. Planning Role in $2 Billion Loan to Aid Vebezuela. 4 Maret 1989. ?pagewanted=all&src=pm . Diakses pada 24 Juni 2012, Pukul 22.15 WIB. [14] Timeline IMF. http://www.timelinesdb.com/listevents.php?subjid=223&dayinhist=0&date1=-99999999999&date2=99999999999&words=&title=IMF&fromrec=0 . Diakses pada 24 Juni 2012, Pukul 22.10 WIB. [15] Fernandes, Sujatha. 2008. Social Policy in Chavez’s Venezuela: A Radical Alternative of More of the Same? ReVista: Harvard Review of Latin America. http://www.drclas.harvard.edu/revista/articles/view/1101 terusan tanggal 26 Juni 2012. [16] Ibid. [17] CIA World Factbook. 2011. http://www.indexmundi.com/g/g.aspx?c=ve&v=66 jalan masuk tanggal 26 Juni 2012. [18] World Bank, Global Development Finance. 2010. Venezuela - Use of IMF Credit. http://www.indexmundi.com/facts/venezuela/use-of-imf-credit susukan tanggal 26 Juni 2012. [19] Fernandes, Sujatha. 2008. op.cit. [20] Mark Tran. Guardian: Venezuela Quits IMF and World Bank. 1 Mei 2007. http://www.guardian.co.uk/business/2007/may/01/venezuela.imf . Diakses pada 24 Juni 2012, Pukul 22.10 WIB. [21] Ibid. [22] BBC News: Timeline: Venezuela . 12 Juni 2012. http://news.bbc.co.uk/2/hi/americas/1229348.stm . Diakses pada 24 Juni 2012, Pukul 23.10 WIB. [23] Al Jazeera: Venezuela to Nationalize US-Owned Oil Rigs. 24 Juni 2010. saluran tanggal 26 Juni 2012. [30] Time. 2007. Troubles for Argentina’s New Evita . http://www.time.com/time/world/article/0,8599,1697490,00.html saluran tanggal 26 Juni 2012. [31] Fitzpatrick, M.J. 2007. Paraguay: Lugo Still in Clergy; Joins Opposition Pact. http://leaks.hohesc.us/?view=07ASUNCION208 susukan tanggal 26 Juni 2012. [32] Embassy Asuncion. 2007. Paraguay: Venezuela Foreign Aid Activities . http://leaks.hohesc.us/?view=07ASUNCION511 jalan masuk tanggal 26 Juni 2012. [33] Fleishman, Luis. 2009. Will Uruguay Join the Chavez Axis? Spero News, 23 November 2009. http://www.speroforum.com/a/23066/Will-Uruguay-join-the-Chavez-axis susukan tanggal 26 Juni 2012. [34] McConnell, J.M. 2008. Annual Threat Assessment of the Director of National Intelligence . USA: Office of the Director of National Intelligence. [35] Freedman, Elaine. 2011. The Lights of ALBA on El Salvador’s Horizon. http://www.envio.org.ni/articulo/4344 akses tanggal 26 Juni 2012. [36] Economist.com, 5 November 2011. The Survivor. http://www.economist.com/node/21536629 terusan tanggal 26 Juni 2012. [37] Inter-American Security Watch, 3 Juni 2011. Roger Noriega Reveals Secret Chavez Funding Ahead of Peru Election. http://interamericansecuritywatch.com/roger-noriega-reveals-secret-chavez-funding-ahead-of-peru-election/ kanal tanggal 26 Juni 2012. [38] CELAC: Blok Baru Negara-negara Amerika Latin Menantang Hegemoni AS. 25 Maret 2012. . Diakses pada 7 Juni 2012, Pukul 22.00 WIB. [39] 33 Negara Amerika Latin & Karibia Bentuk CELAC. 4 Desember 2011. http://www.bisnis.com/articles/33-negara-amerika-latin-and-karibia-bentuk-celac . Diakses pada 7 Juni 2012, Pukul 22.10 WIB. [40] Suggett, James. 2009. Venezuela and China Consolidate “Strategic Alliance,” Expand Bilateral Trade . http://venezuelanalysis.com/news/5032 terusan tanggal 13 Juni 2012. [41] Gobierno Bolivariano de Venezuela. 2011. Maduro: China - Venezuela strategic alliance based on respect, equality, development . http://www.embavenez.by/en/news/401-maduro-alianza-estrategica-con-china-se-basa-en-respeto-igualdad-y-desarrollo akses tanggal 13 Juni 2012. [42] Ibid. [43] Suggett, James. 2009. Venezuela and China Consolidate “Strategic Alliance,” Expand Bilateral Trade . http://venezuelanalysis.com/news/5032 saluran tanggal 13 Juni 2012. [44] Tehran Times. 2007. South America launches rival to the IMF, World Bank. http://old.tehrantimes.com/index_View.asp?code=158969 kanal tanggal 13 Juni 2012. [45] Ibid. [46] Ibid. [47] Ibid. [48] MercoPress. 2009. Bank of the South takes off with 7 billion USD initial capital . susukan tanggal 13 Juni 2012. [50] Pearson, Tamara. 2009. Africa-South America Summit in Venezuela Cements South-South Collaboration. http://venezuelanalysis.com/news/4822 jalan masuk tanggal 13 Juni 2012. [51] Ibid. [52] Ibid. [53] Ibid. [54] Ibid. Happy reading and enjoy it :) Sumber https://siti-wulandari.blogspot.com