Hai kuy, mari kita lanjutkan sesi selanjutnya, sehabis sebelumnya kita membicarakan bagaimana caranya menulis suatu script untuk komik , sekarang kita akan membahas bagaimana menuangkan inspirasi ilham tersebut menjadi panel-panel dalam halaman komik. Hal paling penting dalam tahap lay-out panel di halaman komik ini ialah flow storytelling-nya, intinya harus terang (tidak membingungkan) sehingga yummy dibaca. Tahap ini disebut thumbnail/ storyboard/ name. Contoh Naskah Komik yang kemudian menjadi Halaman Komik Sebelum mulai melakukan lay-out panel ke dalam halaman, ada beberapa hal yang harus diputuskan: Tentukan format dan ukuran komik yang akan kau buat. Beberapa ukuran dan format yang telah lazim yaitu komik Jepang, Amerika, Hongkong, Eropa, atau format komik Indonesia lama (yang 1 halaman berisikan 2 panel, atas dan bawah). Contoh beberapa format komik Setelah memilih format dan ukuran halaman komik, maka putuskan apakah panel-panel di dalam komik kau akan berada di dalam ataukah keluar sampai ke tepi halaman (bleeding page). Untuk meminimalkan waktu, proses lay-out panel ini mampu dilaksanakan dalam ukuran lebih kecil dari halaman aslinya, misalnya sebesar A6 (adalah 1/4 ukuran kertas A4) atau bahkan lebih kecil dari ukuran itu. Contoh naskah komik / name manga Cobalah membuat beberapa model panel lay-out untuk halaman yang serupa. Dengan ini, kau bisa membandingkan, opsi mana yang lebih enak dibaca. Enak dibaca adalah hal terpenting pada sebuah komik. Komik yang bagus yaitu komik yang yummy dibaca, jadi apabila suatu komik sangat mengalir dan lancar dibaca, maka itu yaitu komik yang bagus. Apabila sebuah komik dikala dibaca terasa membingungkan atau terasa banyak tersendat, maka komik tersebut mungkin masih belum elok dari segi paneling, komposisi, ataupun gambarnya. Jadi inti dari menterjemahkan script ke dalam halaman adalah Storytelling atau alur penceritaan yang baik. Beberapa hal fundamental yang perlu diperhatikan dalam menyusun panel dalam suatu halaman, antara lain: 1. Sesuai dengan hukum pada penulisan script , hindari jumlah panel yang terlampau banyak dalam suatu halaman. Dengan jumlah panel yang sedikit, maka adegan dan obrolan dalam tiap panel akan bisa dibuat dengan lebih baik dan mudah terbaca. 2. Dari script kau , pastikan salah satu panel paling penting dalam halaman itu dan berikan keistimewaan pada dikala melakukan lay-out panel. Treatment istimewa untuk panel paling penting ini bisa berbentukukuran yang terbesar, atau ukuran tidak butuhyang terbesar, namun bentuk panel yang berbeda dengan panel yang lain. Dengan treatment khusus ini, maka pembaca akan lebih menangkap adegan yang terpenting dalam halaman tersebut. 3. Tentukan apakah halaman yang kita buat ialah adegan yang slow pace atau fast pace. Contoh adegan slow pace contohnya adegan menceritakan sejarah suatu kejadian dari masa ke era, pergantian demam isu, atau sebuah adegan yang serupa atau berulang yang terjadi pada kala waktu yang lama. Sementara adegan fast pace ialah adegan yang terjadi dalam abad waktu yang singkat, contohnya perkelahian, adegan kejar-kejaran mobil, sulap, perang ekspresi, dll. 4. Dalam penyusunan panel , sebagai permulaan dan dasar menciptakan komik yang mudah dipahami dan dibaca, maka komposisi yang stabil adalah pilihan yang paling baik. Setelah kamu terbiasa dengan aneka macam lay-out panel, maka sungguh direkomendasikan untuk melaksanakan eksplorasi susunan panel yang bermacam-macam, dengan tetap mempertimbangkan tingkat keterbacaan. 5. Secara biasa , hindari bentuk dan susunan panel yang tidak beraturan karena akan mempersulit tingkat keterbacaan apabila tidak dikerjakan dengan baik. Komik yang bagus umumnya mempunyai bentuk dan susunan panel yang sederhana, tetapi lebih bermain dengan komposisi, detil, dan sudut pandang yang dinamis pada gambar di dalam panel tersebut. Jadi kedetilan dan kerumitan gambar, tetap berada di dalam bentuk panel-panel yang sederhana. Apabila gambar dan panel sama-sama rumit, maka akan semakin susah terbaca. Pusing gak bacanya? hahaha 6. Pada adegan-adegan tertentu , bentuk dan susunan panel yang tidak beraturan boleh digunakan, antara lain pada adegan action yang chaotic, misalnya pertengkaran, perang, kepanikan, dll. Adegan-adegan action ini harus memiliki impact yang besar, oleh karena itu, susunan panel sederhana yang mengantar ke adegan action ini akan lebih elok daripada susunan panel tidak beraturan mengantar ke adegan action (dengan susunan panel yang tidak beraturan juga). Kuncinya yaitu menciptakan impact yang besar pada adegan kunci, sesuai dengan yang kita inginkan. Coba bandingkan lay-out yang ini: 7. Jangan terlalu sering menciptakan Splash Page , ialah halaman dengan gambar sarat . Simpan Splash Page ini cuma untuk adegan-adegan yang sungguh membutuhkannya, karena selain boros halaman. Splash Page juga akan lebih terasa impactnya apabila dikirim oleh halaman-halaman biasa. Contoh Splash Page 8. Pastikan penyusunan panel tidak memberikan lebih dari satu alur membaca. Apabila komik dibaca dari kiri ke kanan, maka pembaca akan membaca ke kanan, baru ke bawah. Apabila mengikuti arah membaca komik Jepang, maka pembaca akan membca ke bawah dahulu, baru ke kanan. Kedua alur membaca ini sudah familiar dengan pembaca komik di Indonesia, oleh karena itu, janganlah hingga menyediakan pembaca beberapa pilihan urutan membaca. 9. Urutan alur membaca juga bisa dituntun dengan urutan balon text. Jadi pastikan kamu menggambar balon text di dalam thumbnail, tentu dengan ukuran yang tepat dengan banyaknya text yang ada di dalam balon tersebut. Apabila text tidak diperhitungkan, maka ada kemungkinan nanti tidak cukup ruang untuk penempatan balon text. Perhatikan contoh dibawah ini, walaupun sungguh rough thumbnailnya, namun posisi balon text sudah diperhitungkan. 10. Jumlah panel akan memperngaruhi ilusi waktu yang berjalan pada adegan tersebut. Jadi bertambah banyak panel, akan kian lama kita membacanya, dan itu akan memperlihatkan delusi berjalannya waktu yang lebih lama pada adegan tersebut. Contoh klasik yaitu halaman dari Greg Capullo ini. Pada versi pertama, adegan mungkin terjadi dalam waktu 3-5 detik, dan datang-datang sang nenek eksklusif menembak. Pada versi kedua, terjadi percakapan lebih panjang, kejar-kejaran, dan alhasil si nenek menembak. Dan pada versi ketiga, percakapan antara si anak dan nenek dikala meminta kudapan manis itu lebih usang, jadi adegan ini terasa lebih panjang durasi waktunya. Coba bayangkan adegan yang kamu buat, ibaratkan sebagai sebuah filem, dan kira-kira berapa usang durasi adegan tersebut. lalu tuangkan dalam sejumlah panel yang cocok dan mampu memberikan delusi time lapse yang sama. Greg Capullo 11. Pergunakan bentuk panel sesuai dengan fungsi dan kelebihannya. Misalnya panel vertikal digunakan untuk menggambarkan benda yang tinggi atau dalam. Panel horisontal digunakan untuk menggambarkan obeyk yang luas, seperti pemandangan pantai, hutan, dll. Panel kecil untuk menggabarkan obyek close-up/sebagian saja, tidak keseluruhan obyek. Panel besar untuk adegan penting, dan lain-lain. Berikut ada suatu LINK TUTORIAL singkat mengenai panel lay-out yang sungguh jelas Kemudian dikala nanti mulai menggambar adegan-adegan komik di dalam tiap panel, ada kiat dari Wally Wood, dia yakni seorang penulis dan kartunis yang merupakan salah satu pendiri Mad Magazine. Sejarah lengkap mengenai Wally Wood bisa dibaca disini: http://en.wikipedia.org/wiki/Wally_Wood Beliau menciptakan bimbingan singkat 1 halaman tentang 22 tipe/jenis sudut pandang dan komposisi adegan di dalam sebuah panel. Sedemikian pentingnya panduan tersebut, sehingga oleh para editor komik pada era itu dibagikan terhadap para komikus sebagai tutorial dalam membuat komik. Print dan pasang di depan meja gambar kamu ya. Demikianlah kiat singkat perihal lay-out panel. Silahkan coba terjemahkan script yang sudah kaskuser buat untuk menjadi lay-out panel/thumbnail yang siap untuk digambar. Special Thanks to Mas Chris Lie Sumber https://blogblahbloh.blogspot.com