--> Skip to main content
Pelajar Koding

follow us

Lezat Yang Hebat Bagi Manusia Yang Bersyukur

Suka Mengeluh Dan Tidak Bersyukur Berarti Belum Sepenuhnya Mengenal Allah SWT - Ada banyak orang bahkan kita, merasa bahwa kita kurang mujur di bandingkan dengan orang lain yang serba ada dan serba bisa, merasa bahwa kayaknya Allah tidak adil kepada kita, kita merasa paling di curangi, kita merasa paling sengsara di wajah bumi ini, ketika kita membandingkan hidup kita kepada orang lain. Kalau kita merasa seperti itu memiliki arti kita belum sepenuhnya mengenal Allah SWT.

 Suka Mengeluh Dan Tidak Bersyukur Berarti Belum Sepenuhnya Mengenal Allah SWT  Nikmat Yang Luar Biasa Bagi Manusia Yang Bersyukur

Ada sebagian kita yang di uji oleh Allah dengan bentuk fisik, namun sebenarnya iitu bukanlah sebuah kekurangan, tetapi kita yang kadang-kadang tidak bisa bersyukur atas nikmat Allah yang telah diberikan terhadap kita.  Ada yang merasa warna rambut, kulit, tinggi badan, bentuk hidung, bentuk tubuh yang gemuk dan kurus, miskin atau kaya bahwa itu semua dianggap cobaan alasannya menerima porsi badan yang tidak ideal. Sekali lagi niscaya ini orang tidak sepenuhnya belum mengenal Allah SWT.


Kalau insan yang mengenal Allah SWT maka dia akan melihat sebaliknya, ialah lebih beryukur dengan apa yang diberikan Allah terhadap kita. Di sekitar kita niscaya ada orang yang mengeluh bahkan iri hati kepada saudara, sobat, yang mana ia lebih kaya, mampu berbelanja apa yang diharapkan sedangkan kita manusia yang hidupnya berkecukupan. Sehingga beliau merasa paling sengsara di paras bumi ini, berarti ini orang belum sepenuhnya mengenal Allah.

Ada berbagai hal yang di keluhkan oleh manusia untuk beliau merasa layak menyebut dirinya itu manusia yang paling sengsara dan merasa di curangi oleh Allah SWT, ada suatu cerita Abu Ubaidah adalah seorang gubenur di syam (suriah), sehingga suatu hari saat ia sedang keliling memantau keadaan rakyatnya, Abu Ubaidah pernah melalui sebuah hutan yang diduga tidak ada masyarakatdi hutan tersebut, tetapi tiba-datang ia memperoleh suatu rumah atau gubuk di tengah hutan, di ketika ia melewati hutan tersebut. Dari luar gubuk Abu Ubaidah mendengar bunyi laki-laki bertahmid, ia berucap alhamdulillah...alhamdulillah...alhamdulillah terus memuji-muji Allah SWT. Sehigga Abu Ubaidah menjadi ingin tau hingga karenanya dia mengetuk pintu sambil memberi salam.

Abu ubaidah  : Assalamu’alaikum,..
Kakek            : wa’alaikumsalam,..
Abu ubaidah  : boleh aku masuk?
Kakek            : silahkan...silahkan

Abu Ubaidah masuk ke rumah tersebut, sedangkan para prajuritnya menunggu di luar. Ketika Abu Ubaidah masuk ke tempat tinggal, beliau merasa heran yang mana di dalam gubuk itu hanya ada seorang kakek-kakek yang terbaring di atas tanah, tidak punya kasur dan tidak mempunyai bantal. Di rumahnya kosong tidak ada perabotan-piranti (tidak ada lemari, Tidak ada kawasan tidur), hanya ada kakek yang sedang terbaring dan memuji nama-nama Allah. Dia itu seorang kakek yang tunanetra di mana beliau itu buta, lumpuh, dan usia yang sudah bau tanah di mana yang mampu hanya lisanya yang bisa mengatakan sambil berkata alhamdulillah...alhamdulillah...sesudah itu Abu Ubaidah duduk di segi kakek tersebut.

Abu Ubaidah : Dengan siapa kakek tinggal di sini dan kenapa kakek tidur di sini?
Kakek : saya tinggal di sini dengan anak aku, tadinya aku punya keluarga besar, saya punya istri dan beberapa orang anak namun istri aku sudah meninggal, bawah umur saya telah meninggal hanya tinggal satu orang dan aku lumpuh bahkan aku tidak mampu menyaksikan, tapi Allah maha baik.

Abu Ubaidah : (dalam hati penasaran) tapi aku perhatikan kakek tidak memiliki kehidupan yang layak, kakek sakit-sakitan dan aku ingin tau kepada kakek, apa yang kakek syukuri terhadap Allah SWT sehingga kakek tidak berhenti mengucapkan alhamdulillah..alhamdulillah, perasaan nikmat yang kakek mampu cuma kayak gini-gini saja. Lalu kakek ini tersenyum kepada saya, dan mengatakan.
Kakek : Ada dua nikmat yang di berikan Allah terhadap aku, dan itu sungguh saya cintai dari pada dunia dan seisinya yang nikmat ini tidak diberikan  kecuali terhadap  orang-orang yang Allah cintai saja. Dan dua nikmat ini lebih aku sukai dari pada keluarga, harta dan jabatan.

Abu Ubaidah : Ya kek, apa dua lezat yang allah berikan terhadap kakek, di mana lezat itu tidak   di berikan terhadap sembarang pilih orang, melainkan terhadap orang-orang yang Allah cintai.
Kakek : “Dua lezat itu yakni nikmat hati yang senantiasa mampu bersyukur dan nikmat ekspresi yang selalu mampu berzikir”. Saya selalu merasa bersyukur, aku senantiasa merasa senang, aku selalu merasa cukup dan mulut aku dibimbing dengan hati yang selalu bersyukur itu untuk berzdikir memuji Allah.  Sedangkan hati yang tidak bersyukur akan membimbing lisannya untuk mengeluh, mengutuk dan lisanya membimbing untuk menyalahkan diri sendiri atau pun orang lain.


Sebagai insan yang beriman janganlah kita selalu mengeluh dan tidak bersyukur dengan apa yang sudah Allah berikan terhadap kita, sebab semua itu Allah SWT mempunyai planning atau kejutan yang sangat hebat di lalu hari, bersungguh-sungguh-rajinlah kita meminta pemberian terhadap Allah, karena terhadap-Nya kita menyembah dan meminta tolong. Insya Allah kalau kita bisa bersyukur maka ketenangan hati akan gampang kita dapatkan dan supaya kita senantiasa bersabar serta selalu berusaha di saat Allah menguji keimanan kita, Amin,...

Dikutip dari ceramah : Ustad Hanan Attaki

Wasalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuuh

Sumber https://nuroehi.blogspot.com

You Might Also Like:

Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar