Pengertian Artblock sendiri adalah perasaan tidak semangat,timbulnya wangsit buntu serta penurunan mutu dari hasil karya. Penyebab Artblock sendiri beragam ada yang karena kekurangan imajinasi,ada yang sebab faktor vacum dari dunia seni,ada pula yang mencicipi jenuh dan bosan dikala berkarya. Setiap seniman niscaya pernah mengalami hal ini dan hal ini masuk akal terjadi. Dalam dunia seni ada kalanya kita merasa di suatu titik jenuh dan mengalami Artblock. Nah, kemudian bagaimana kita menanggulangi masa Artblock ini? Untuk menangani masa-era Artblock setiap artist memiliki metodenya masing-masing, bahkan mungkin kamu juga memiliki metode tersendiri saat mengahadapi kurun Artblok. Namun di sini saya coba membagi tips "Cara Mengatasi Artblok dan Kejenuhan Ala Komikus Sweta Kartika" Langsung aja ya, Dimulai dari Pertanyaan, "Kak, pernah nggak mengalami artblok, dan bagaimana solusinya?" Jawab: Saya jarang sekali kena artblock alias buntu pandangan baru dalam ngomik. Tapi jikalau jenuh ngomik, pernah. Biasanya jika saya bosan ngomik judul 1, saya ganti ngomik judul lain #dueng. Ya pada dasarnya, aku emang gak pernah artblock. Sebaliknya, saya malah pada umumnya ide yang ngantri buat direalisasi. Kenapa bisa demikian? Mungkin sebab saya penduduknya gerak terus. Bukan gerak olahraga ya? Jarang kalo itu, makanya melar badannya. Tapi gerak bergaul. Membuka networking, menemui orang baru, belajar ilmu baru, menjajal bidang yang gres, semuanya. Itu saya mampu karena saya "bergerak". Sesekali keluar dari zona nyaman dan bermain di zona yang gres, lalu jadikan zona baru itu sebagai perluasan zona tenteram sebelumnya. Begitu seterusnya. Buah dari networking yang sehat adalah meluasnya wawasan dan acuan pikir kita. Itulah sumber inspirasi yang sesungguhnya. Bagaimana mungkin kita akan membuat kebaruan jikalau kita terus mengurung diri di rumah, mengurung pola pikir kita, yang lalu dengan sendirinya mengurung kreatifitas kita. Penting sekali untuk bergerak, terlebih bagi kita yang berkarya di dunia kreatif, wabil khusus komik, bidang yang aku geluti. Dengan kita bergerak keluar, membuka networking dengan orang-orang baru, maka peluang kita untuk memajukan mutu karya juga terbuka. Bertemu dengan orang yang lebih berhasil akan menciptakan kita terpacu untuk lebih semangat lagi. Dan yang terpenting, kita juga mampu menjadi lebih rendah hati, berguru dari contoh pikir dan pengalaman mereka. Seseorang akan diuji egonya saat dia menjalin kekerabatan dengan orang lain, entah dalam bidang pekerjaan maupun asmara. Bagaimana ia menyerah atau bagaimana dia terlalu lebih banyak didominasi, semua akan terwujud saat menjalin koneksi dengan orang lain. Inilah alasan aku membentuk grup-grup komik mirip Padepokan Ragasukma, atau ikut Kolam Komik, atau bareng Shani cs di grup Nusantaranger. Semua itu untuk menolong saya menata ego. Jika saya lanjutkan ngomik sebagai komikus tunggal, besar kemungkinan aku akan sungguh arogan dan akan sulit menerima pertimbangan orang lain, khususnya dalam hal kritik dan saran. Ini yakni salah satu teknik networking yang aku anut. Networking juga membuka kesempatan kita memperoleh jodoh kita di luar bidang yang kita geluti biar saling melengkapi. Lho, ini serius. Kalau kita bergaul dengan orang lintas bidang, kita jadi akan merasa penting dan diperlukan sebab kita dianggap menguasai bidang yang kita geluti. Hal ini berlaku untuk jodoh asmara maupun partner in crime dalam membangun mimpi kita. Coba sekarang lihatlah keluar. Teman-sahabat kita telah mulai menjajaki pengalaman baru untuk meningkatkan karier dan karyanya. Yang semula hanya ilustrator, kini belajar marketing untuk memperluas jaringan klien-nya. Yang tadinya cuma komikus rumahan, kini sudah melisensikan judul komiknya ke media lain. Yang tadinya single fighter, kini mulai membentuk studio. Semua mampu alasannya adalah mereka bergerak. Membangun jejaring. Saatnya melangkahkan kaki. Perjalanan dari 0 menuju 1 memang jauh lebih berat daripada 1 ke 10. Tapi, kian berat, makin berguna. Dan jikalau tidak dimulai, ya kita akan terus berada di posisi kita selamanya. Mari dimulai. --- Ditulis oleh Sweta Kartika , komikus yang senang main sama kucing. Sumber https://blogblahbloh.blogspot.com