--> Skip to main content
Pelajar Koding

follow us

Puisi Ungkapan Berbagai Harapan

Puisi Harapan – Kini, penggunaan puisi sebagai penyampai harapan mulai diminati oleh banyak masyarakat Indonesia, terbukti dari banyaknya jumlah peserta pada setiap perlombaan puisi.


Hal tersebut tentu tidak lepas dari peranan para penggiat sastra yang membantu dalam pemfasilitasan masyarakat Indonesia dalam berkarya.


Tidak hanya dalam hal kesastraan saja yang mencuri perhatian, bahkan kini mahasiswa aktivis juga menggunakan puisi sebagai bentuk penyampaian harapan dan bentuk sindiran pada saat menyampaikan tuntutannya ketika berdemo.


Harapan adalah hal yang harus dimiliki seluruh orang tanpa mengenal kasta dan tahta.


Tidak hanya cita-cita bahkan beberapa keinginan kecil juga bagian dari suatu harapan.





Puisi Harapan Penuh Makna Sebagai Motivasi Hidup


Untuk lebih memotivasi dalam membentuk harapan, beberapa puisi di bawah ini siap membawamu pada dunia imajinasi.


Tidak lupa juga dilengkapi dengan makna puisi sehingga diharapkan lebih mempermudah pemahaman pembaca dalam memahami maksud yang disampaikan puisi tersebut.


[lwptoc skipHeadingLevel=”h2″]

Aku Penggemar Hujan


Hujan

Aku suka menyambutnya

Menari dibawah rintiknya lalu membiarkannya menyapu seluruh ruas tubuhku

Tubuh mungilku tak pernah tiada dengannya


Gaun merah muda yang kusuka

Menambah indah pada warna kuning langsa ditubuhku

Terpaan anginnya mengurai helaian rambutku yang menghitam

Lalu rintiknya kembali menjalar menelusuri retinaku


Bola mata hitamku ikut mengagum pada rintik yang bersembunyi pada bulu mataku

Bibir merah muda memudah

Pertanda udara dingin merusak daya tahanku

Maaf hujan, aku tak mampu menari lebih lama denganmu


(Nur Hafizqi)


Puisi di atas berisi tentang harapan seorang gadis untuk dapat menikmati hujan lebih lama.


Jika kita lihat sekeliling kita barangkali terdapat orang-orang yang sangat menyukai hujan dan akan terganggu kesehatannya setelah terkena air hujan.


Puisi di atas juga memiliki paduan ekspresi saat membacakannya, dimana pada awal puisi bernada gembira sedang pada akhir puisi mengungkapkan kesedihan.


Cinta yang Dirahasiakan


Kita belum pernah bersama

Sekedar tegur dalam sapa selintas

Aku mengagum pada tuturmu

Memaling pandang dalam menjamu nafsu

Aku ingin denganmu

Yang pada pertengahan malam kupinta abdiku pada pencipta

Kita, dua insan yang saling serta penjagaan

Ragaku tidak denganmu kini

Tak tau

Barangkali tahun depan lamaranmu menjemput

Aku menjauh

Memaling pandang

Bukan sebab aku tak ingin

Aku menjaga cinta dalam kalbuku agar utuh

Tak terjamah pada rasa semu yang mengambigu

Aku menginginkanmu

Namun terpaksa mengabdi dalam tirai ketakutan

Takut andai cintaku merusak cintanya

Biar saja saling berjarak

Hingga restu menjemput akad turut bersua


(Nur Hafizqi)


Kita tentu pernah mendengar tentang jodoh yang sudah disiapkan untuk masing-masing insan.


Puisi di atas berisi harapan tentang datangnya lamaran dari seseorang yang belum dikenal, belum pernah bertemu dan diyakini sebagai jodoh penulis.


Puisi ini tergolong kedalam jenis puisi romansa religius karena selain berisi ungkapan cinta puisi juga juga berisi penantian secara islami.


Dalam puisi di atas penulis menggambarkan diri yang menjaga nafsunya hingga menunggu kedatangan lamaran seseorang yang diyakini sebagai jodohnya.


Hujan di Senja


Kita duduk ditepian rumah senja itu

Duduk berempat ditemani pasangan kekasih yang menjalin cinta dalam waktu lama

Berbincang kisah muda mereka diiringi lantunan hujan disenja itu

Berdialog ringan dalam tawa

Seolah cemburu pada rintik hujan mencubui muka bumi

Terselip tangan nakal mu menggenggam erat punggung tanganku

Kita sembunyikan genggaman kita dibalik ragamu saja

Sebab saat ini kita berempat


Ku letakkan percayaku dalam topangan bahumu

Mempercayai genggamanmu saat ini

Seolah kuyakinkan tak ada lagi selain dirimu

Kita ikuti kisah cinta tua mereka mengukir nama berdua dalam buku akad


(Nur Hafizqi)


Pasangan kekasih mana yang tidak menginginkan pernikahan sebagai pelabuhan akhir cintanya?


Tentu semua pasangan kekasih menginginkan hal tersebut.


Puisi di atas mengisahkan harapan pernikahan dalam waktu lama yang diimpikan pasangan kekasih.


Hujan yang turun juga menambah suasana romantis dalam puisi tersebut.


Selain harapan pernikahan, puisi di atas juga menceritakan tentang 2 pasang kekasih yang saling berbincang-bincang serta sepasang kekasih yang memotivasi pasangan lainnya untuk memiliki harapan pernikahan dalam kisah cintanya.


Kamu, Tempat Paling Nyaman di Kota Ini


Padamu sosok yang masih ingin ku panggil kekasih

Denganmu segala pulang selalu ingin terlelap

Dalam derai tetap saja

Kamu menjadi sasaran penyudahnya

Pada bahu yang selalu menampung isakku dahulu

Sungguh ku ungkap

Bukan sekedar hasrat

Bahkan sungguh ingin


Kamu

Kepulangan terbaik di kota ini

Denganmu

Kelopak retinaku mengatup

Lalu bibir merah darahku melengkung rapi


Aku begitu larut dalam waktu pengenangan

Seolah jiwamu turut menyerta

Ku sadur seluruh gunda dalam kisah padamu

Aku rindu

Nyatanya bahumu tempat ternyaman di kota ini


(Nur Hafizqi)


Berpisah dengan kekasih yang masih dikasihi dan dicintai memang dapat menyisahkan kesedihan tersendiri.


Puisi di atas berisi harapan untuk kembali dengan sang kekasih yang sudah berpisah.


Selain harapan tersebut, puisi di atas juga mengungkapkan pujian atas segala kebaikan yang telah dilakukan sang kekasih.


Pada puisi juga terdapat ungkapan kerinduan yang menambah kesan sedih pada puisi di atas.


Kekasihku


Kekasihku adalah

Kepulangan dari seluruh jenuh isi dunia

Pagi dari awal kelopak mataku terbuka

Penikmat si pekat dalam kemalaman


Kekasihku adalah

Inspirasi setiap aksara

Melodi setiap alun nadaku

Tambatan dari segala sanjungan


Kekasihku adalah

Karya cipta sang kuasa yang terindah

Pewaris adam yang memikat

Segalah dari yang ingin ku pinta

Sebab kekasihku untukku


(Nur Hafizqi)


Memang tidak dapat dipungkiri bahwa bagi para seniman kekasih mereka adalah gudang inspirasi dan berimajinasi.


Untuk itu, puisi di atas menggambarkan sosok kekasih sebagai inspirasi dalam segala karya sang seniman.


Dalam puisi di atas juga terdapat harapan sebagai satu-satunya kekasih yang dimiliki sang inspirasi sehingga dalam kata lain penulis mengharapkan kesetiaan dari kekasihnya.


Nuansa 2019


Senduh yang tersirat tahun lalu ku harap ia sudih beranjak

Bersama hari yang turut terganti dalam tahun

Resah gersang yang memudar

Ku harap lekas menyubur


Aku ingin menjadi penikmat hari yang ceria

Tanpa mendung, juga resah dalam kalbu

Aku ingin mewujud mimpi dalam cita yang kuurai

Menaiki tangga pertanda mimpi telah usai


Aku ingin menuai suka

Pertanda duka telah meredup dalam sinarannya

Aku ingin

Hari-hari diisi sorakan kegembiraan tanpa menyeduh kesenduhan dalam perjalanannya


(Nur Hafizqi)


Semua orang tentu memiliki cita-cita, akan tetapi dalam meraih cita-cita tersebut tidak selalu berjalan baik.


Puisi di atas berisi tentang harapan untuk mewujudkan cita-cita yang dimiliki serta bertujuan sebagai penyemangat.


Puisi di atas sangat cocok dibacakan dengan suasana gembira dan semangat.


Hal tersebut dapat menumbuhkan rasa optimis kembali dalam mewujudkan cita-cita yang kita impikan setelah mengalami kegagalan.


Meneguk Teh dan Memangkas Jarak


Wahai engkau yang saat ini menjadi orang nomor satu dinegeriku

Sudahkah hati riang gembira atas juang yang kau tunjuk

Sudahkah hati merasa tenang sebab ingin telah terwujud

Sudahkah siap ragamu menjadi abdi para rakyat


Kami memilihmu atas nama Negara untuk perubahan

Kami memilihmu untuk membawa nasib kami pada peruntungan

Jangan hanya duduk sebagai penikmat

Jangan hanya duduk sebagai penginjak


Engkau kami pilih sebagai utusan kebaikan

Engkau kami dudukkan atas nama kepercayaan

Suara kami, nasib kami tolong diperhatikan

Jangan jadikan kami tumbal-tumbal barisan janji manismu


Wahai engkau yang saat ini mengaku pemimpin kami

Turunlah, berjalan juga berlari mengitari kami

Ikutlah menjadi penikmat teh yang sudih memangkas jarak untuk kami

Tugasmu menjadi pelindung untuk kami, bukan sebagai yang angkuh berlenggok dalam kekuasaan


Ini

Disini tempat jiwamu

Ditengah-tengah kami

Bersama kami, para raga yang mendudukanmu


(Nur Hafizqi)


Dalam dunia perpolitikan tentu tidak mudah untuk mendapatkan suatu kemenangan.


Para calon yang ingin mendapatkan kekuasaan tersebut haruslah mengupayakan banyak cara demi mendapatkan tujuan tersebut.


Begitupun dengan rakyat yang hendak dipimpin, tentu memiliki harapan dan cita-cita tersendiri atas kelahiran seorang pemimpin baru di negaranya.


Puisi di atas mengandung makna harapan rakyat kepada pemimpin yang terpilih dalam pesta demokrasi.


Diharapkan pemimpin tidak menjadi penguasa dan justru ikut membantu dalam mensejahterakan rakyatnya.


Sebab, untuk harapan tersebutlah seorang pemimpin dipilih.


Puisi di atas harus dibacakan dengan penuh semangat agar nilai nasionalisme yang terkandung didalamnya dalam terasa bagi diri pembaca.


Malam Panjang


Masih bergelat dalam layar kosongku

Mencari asi barang semesta mengizin rizki

Apa yang sedang mereka geluti dialam mimpi sana

Sejenak menutup retinapun aku tak berkuasa

Sejenak aku terhanyut

Mengutuk semesta yang telah tulus padaku

Kembali ku ibah rasa syukurku

Atas tanam serta kasih yang semesta beri


(Nur Hafizqi)


Barang kali kita pernah merasakan rasa lelah saat bekerja.


Puisi di atas berisi harapan seseorang untuk dapat beristirahat dari pekerjaan yang sedang dijalani.


Selain itu, puisi juga menggambarkan rasa cemburu yang dialami penulis dengan mereka yang dapat tertidur lelap sehingga membuat penulis kehilangan rasa bersyukurnya.


Selain berisi harapan, puisi di atas juga memiliki makna rasa syukur yang penting dalam diri kita.


Kepulangan


Tuk tuk kudengar suara langkah mendatang

Tak berapa lama pintu terketuk

Riang ku sambut pulangmu

Namun masam kau jamu padaku

Tangan kosong menyirat kesedihan dalam wajahmu

Tak apa hari esok masih menanti


(Nur Hafizqi)


Pernahkah kita menunggu seseorang dengan harapan suatu kebaikan atau bahkan sebuah rezeki ikut terbawa pulang bersamanya?


Ya, puisi di atas berisi harapan seorang istri yang pupus saat sang suami pulang tanpa membawa sesuatu yang dapat dimakan.


Walau demikian sang istri tetap berlapang hati menyemangati sang suami dengan kalimat “tak apa hari esok masih menanti”.


Selain suatu ungkapan harapan, puisi di atas juga memiliki pesan tentang bagaimana seorang istri harus bersikap terhadap suaminya dan memiliki makna kehidupan dari sebuah pernikahan.


Pahlawanku


Kembali kau terbangun

Grusak grusuk kudengar kekacauan terjadi di luar

Kau kembali pergi mendatangi medan juang

Jangan kembali bersimpa darah pesanku


(Nur Hafizqi)


Puisi pendek di atas berisi harapan pasangan yang harus kembali dengan selamat saat pergi berperang.


Pada saat ini puisi ini ditujukan untuk mengungkapkan suasana hati serta harapan dari pasangan angkatan kemiliteran yang hendak pergi berperang.


Mayat Berpetikan Emas


Aku bagai mayat berpetikan emas

Ruang jenjang bertahta berlian hanya menjadi penghias

Mencekam dalam sepi sudah biasa

Jika tiadapun takkan ada yang tau

Barang menghitung pundi mana yang menjadi milik mereka


(Nur Hafizqi)


Puisi singkat di atas berisi harapan orang tua yang ingin dikunjungi anaknya.


Di dalam puisi juga terdapat amanat bahwa janganlah sebagai anak kita mengabaikan orang tua kita hingga membuatnya menahan rindu dan berpikir bahwa kita tidak lagi peduli dengannya.


Puisi di atas juga bersuasana sedih, dimana penulis menggambarkan dirinya sebagai orang tua yang sedang merindukan anaknya, tetapi tidak dipedulikan dan berpikir bahwa anaknya hanya akan memikirkan pembagian harta yang ia miliki saat ia telah tiada.


Buangan Mimpi


Kemana perginya serapa yang dahulu selalu ku ucap

Aku nanti mau menjadi ini

Aku mau menjadi itu

Nyatanya semesta tak seiring, harap hanya kehampaan

Yang bahkan memandang kembali padanya aku memilu

Kampus yang saat ini kujejaki bukan jembatan mimpi yang kecil kuangankan


Pelabuhan yang padanya aku terdampar

Buangan mimpiku yang padanya aku tunduk mematuh semesta

Disudut wilayah lain ku pandang sepasang kekasih yang menggantung harap padaku

Melepas permatanya

Berharap aku terasah dan nantinya membanggakan


(Nur Hafizqi)


Puisi di atas berisi harapan yang akan tercapai dengan menempuh pendidikan tinggi.


Selain cita-cita diri yang ingin diwujudkan ada harapan orang tua tentang keberhasilan sang anak yang juga ingin diwujudkan penulis.


Harapan adalah suatu hal yang harus dimiliki oleh semua orang, baik dalam cita-cita, percintaan, karir maupun hal lainnya dalam kehidupan ini.


Namun, harapan haruslah dibarengi dengan usaha dan doa dalam mewujudkannya.


Semoga puisi pada artikel ini dapat memotivasi pembaca dalam mewujudkan harapan yang dimiliki.



Sumber er.com

You Might Also Like:

Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar