--> Skip to main content
Pelajar Koding

follow us

Puisi Rindu Terdalam – Cara Keren Dalam Menuangkan Kerinduan yang Romantis

Puisi Rindu – Rindu adalah suatu rasa yang sering digandrungi oleh para kawula muda.


Tidak jarang akan memberi reaksi murung karena kesepian atau justru semakin bergaul untuk menghilangkan rasa sepi tersebut.


Rasa rindu bisa datang pada dan untuk siapa saja tanpa mengenal tingkatan.


Namun, dengan syarat terpisahkan oleh ruang dan waktu.


Kekasih, siapa yang tidak mencintai sosoknya?


Sosok ini dapat dikatakan sebagai perangkap posisi, kadang ia akan bersikap seperti orang tua, kadang seperti saudara, bahkan menjadi sahabat kita.


Begitu banyak peran yang dapat ia perankan, sehingga akan menimbulkan suatu rasa gelisah saat kita berjauhan darinya.


Perasaan gelisah dan ingin bertemu tersebutlah yang dinamakan dengan rindu.





Puisi Rindu Kekasih Singkat yang Sangat Romantis


Ada hal unik yang dapat kamu lakukan saat sedang merindukan kekasihmu.


Agar tidak terkesan berlebihan coba kemas rasa rindumu dalam bentuk puisi.


Selain menyampaikan rindu, kamu juga telah menciptakan suatu karya sastra yang siap dinikmati oleh orang lain.


Agar tidak bingung bagaimana cara memulainya silahkan cari referensimu pada beberapa puisi kerinduan berikut!


[lwptoc skipHeadingLevel=”h2″]

Candu Semu


Ku racik baur rindu pada titip rindu semu

Menawar tangis dalam tawa syahdu

Ku ingat malam temu yang dahulu

Yang kau janjikan lewat pesan singkat berseru


Secangkir kopi hitam yang kau pesan menemani malam mu

Terselip pandangan sayupmu memandangku

Aku cemburu pada kopi hitam yang menyulap rindu semu


Menghadir tawa semu dalam bayang kabut pada jarak abu

Ku kira malam ini kau disampingku

Namun nyatanya jarak menyambut apik rindu semu

Mematikan hayal nyataku tentang ragamu

Berkhayal kau disampingku

Namun nyata jarak terbentang mespasi kau dengan ku


(Nur Hafizqi)


Puisi di atas menggunakan pola rima a – a – a – a dalam penulisannya, hal tersebut tampak dari huruf yang ada pada akhir baris.


Puisi tersebut menggambarkan suasana yang sepi.


Rindu memang selalu mampu mengundang rasa sepi.


Tidak lupa, penulis juga menceritakan bahwa dahulu untuk bertemu cukup dengan pemberitahuan pada pesan singkat di ponsel penulis.


Namun, saat ini pertemuan bukan suatu hal yang mudah karena terpisahkan oleh jarak.


Tidak hanya itu, perasaan rindu yang dirasakan penulis membuatnya terbayang dengan sang pujaan.


Dialog Rindu


Seminggu sudah tak bertemu

Kini retina kita beradu

Derap langkah pada lantai seolah mengirama

Kabarnya kau sedang rindu


Apa yang kau rindukan kekasih

Aku

Atau wanita ini yang sering kau sebut kekasihmu

Aku rasa tak baik membahas rindu pada temu


Tapi lagi-lagi kau ahlinya perusuh

Memanggil-manggil rindu sedang aku tengah bersamamu

Katamu kau rindu aku

Rindu wajah kesalku yang membuat wajahmu merona bak sakura musim semi


(Nur Hafizqi)


Siapa yang tidak akan senang saat bertemu dengan sang kekasih yang berulang kali menyampaikan kerinduannya?


Tentu perasaan gembira dapat mewakili suasana puisi di atas.


Berbeda dengan puisi sebelumnya, puisi ini bermakna ungkapan kerinduan yang disampaikan dalam pertemuan setelah berpisah.


Selain sebagai pengungkap rasa yang kamu rasakan saat jauh darinya, menyampaikan rasa rindu pada pertemuan juga mampu meningkatkan keharmonisan suatu hubungan.


Gerimis


Ku dengar rintiknya mulai beralun

Membawa udara dingin serta bangkitkan kenangan

Kulihat rintiknya membasahi muka jendelaku

Petang itu mereka jatuh didepan wajah kita

Sinar lampu menambah indah rerintiknya

Kau genggam erat jemari seakan tak berspasi


Kini ambigu bersemayam ilusi

Meniadakan bayang

Menidurkan kunjungan

Mengembalikan kenangan


Hanya memori yang tertinggal tanpa tutur

Dalam bait rindu

Kurangkai puluhan huruf dalam sebut namamu


(Nur Hafizqi)


Hujan yang turun memang sering kali diibaratkan dengan rindu, tetapi agar lebih unik penulis hanya menggunakan gerimis di dalam puisinya.


Pada puisi di atas penulis mengungkapkan rasa rindunya saat gerimis datang.


Selain menghadirkan rasa rindu, gerimis tersebut juga ikut membawa kenangan penulis dengan sang kekasih saat bersama pada suasana hujan.


Inspirasi yang mudah didapat bukan?


Cukup menggabungkan fenomena alam yang sedang terjadi di sekitarmu dan sedikit kenangan yang dapat membangkitkan rindumu akan menjadi sebuah puisi pengungkap rindu.


Namamu Baitan Rinduku


Angin malam ini kembali menyapa

Kalbu heningku kembali terisik

Bagaimana kabarmu?

Adakah senja tadi membawa pulang memorimu?

Risau, rindu berpadu pada penantian pulangmu


Sebait rindu ku curah pada bumi kita

Air dan angin penyalurnya

Nanti saat mereka tiba sambut dan teguklah

Tegukan pertama sebagai restu izin rinduku

Oksigen hirupan pertama sebagai pembawa hadirku

Selanjutnya terserah kanda barang kali untuk peramu rindu kedua

Oh aku lupa, pencipta sengaja menciptamu untukku saja


(Nur Hafizqi)


Kalau ungkapan rindu yang ada pada puisi di atas, sedikit berbeda dari puisi sebelumnya.


Penulis melibatkan unsur alam yang nyata dalam penyampaian rasa rindunya.


Pada bait awal puisi, penulis mengungkapkan kegelisahannya yang tidak hanya dipisahkan oleh jarak, tetapi juga ketiadaan kabar dari sang kekasih.


Air, angin serta oksigen digambarkan penulis sebagai penyampai rindunya karena selain sangat dibutuhkan ketiga hal tersebut juga dapat membawa kesejukkan.


Puisi di atas juga berisi keinginan agar sang kekasih juga merindukan penulis.


Selain sebagai penyalur rindu penulis, air dan oksigen akan terus berada dalam tubuh sang kekasih dan begitulah gambaran kerinduan penulis pada kekasihnya.


Rintih Hujan yang Menyapu Hangat Retinaku


Pada jingga serta rintik hujan yang menyapa hangat kali ini

Ku rekatkan rasa dalam tatap yang terpikat,

Piawai senyum yang selalu mampu meniada bola matamu selalu menarik dalam jamuan temu hijau hitamku


Sesekali gelisah dan pandangmu menyisa arti

Saat spasi sengaja kau cipta sebelum hadirku

Aku suka disampingmu

Namun kali ini

Aku ingin puas memandangmu saja

Tidak untuk bergurau

Mendengar ceritamu


Rintik hujan menyapu pandanganku

Namun hati tetap menjatuh pada pikat yang hanya padamu

Saat wajah menoleh lalu rinai hujan mensyahdu berisyarat

Puas sudah rinduku

Bukan perlahan tiada,

Justru menyiap ruang berkembang


Selamat

Kau berhasil meniada satu sukaku pada yang selain kamu

Kini aku tak suka menit-menit penyambutan hujan

Dia usil

Begitu mengganggu jamuan retinaku yang haus pada pandangan tentangmu


(Nur Hafizqi)


Puisi di atas merupakan ungkapan rindu yang disampaikan dalam pertemuan setelah menahan sekian lama.


Penulis mengungkapkan keinginannya untuk berlama-lama memandang sang kekasih sebagai ungkapan bahwa rindu tidak lagi harus dia rasakan.


Selain ungkapan rindu, hujan yang datang saat pertemuan tersebut juga dapat menambah kegembiraan yang dirasakan oleh penulis sehingga puisi ini sangat cocok jika dibacakan dengan ungkapan kegembiraan.


Rindu Terbatah #3


Sajakku mulai beradu

Bersaut-saut dalam lembayu

Seolah berdayung meraung-raung, memanggil rindu

Pada dikau yang ku rindu

Namun enggan menjemput temu


(Nur Hafizqi)


Selain dapat dituliskan dalam bentuk puisi yang utuh, suatu puisi ungkapan rindu juga dapat dituliskan dengan menjadi beberapa bagian.


Hal tersebutlah yang mengungkap arti penggunaan tanda #3 pada judul puisi di atas.


Suatu hubungan tidak dapat terlepas dari sebuah pertikaian, begitupun dalam berhubungan dengan sang kekasih.


Puisi di atas berisi ungkapan rindu yang dirasakan penulis namun sedang bertengkar dengan kekasihnya sehingga tidak ada yang mengundang pertemuan untuk meniadakan rindu tersebut.


Selain jarak, nyatanya rasa egois pada diri masing-masing pasangan juga mampu menciptakan rindu.


Untuk kamu yang sedang merindukan kekasihmu dan sedang bertengkar, cobalah redam egoismu demi kebaikan dan keharmonisan bersama.


Rindu Terbatah #4


Rindu mulai menyergap

Pada kanda yang jauh dipandang

Lalu ternanti, menimbang risau

Meminang ragu

Kapan rinduku tersudah?

Lelah terbatah melemah kalbu


(Nur Hafizqi)


Puisi di atas berhubungan dengan puisi sebelumnya dimana hal tersebut tergambar pada judul puisi yang penulis bedakan.


Jika kita kaitkan rindu yang muncul dari rasa egois pada puisi sebelumnya kini semakin besar dirasakan penulis.


Pasalnya selain akibat pertengkaran kini rindu tersebut sudah turut diwarnai oleh jarak yang memisahkan sepasang kekasih ini.


Rindu memang begitu selalu menghadirkan kegelisahan dan kerisauan dalam penantian.


Jadi puisi ini sangat cocok dibacakan dengan ekspresi seperti orang yang sedang khawatir dan gelisah dalam menunggu.


Rindu Terbatah #6


Pelipur lara telah menjemput

Mengundang senyum

Menghambur raut murung

Derap langkah mulai menyapa

Pertanda dikau telah kembali


(Nur Hafizqi)


Berbeda dengan 2 puisi sebelumnya, pada rindu terbatah bagian 6 ini rindu justru akan hilang sebab sepasang kekasih tersebut akan bertemu.


Penulis menyampaikan ungkapan kegembiraannya pada puisi di atas sehingga puisi ini cocok dibawakan dengan ekspresi yang gembira.


Kehadiran sang pujaan sebagai sosok yang dinantikan tergambar dalam kalimat “pelipur lara telah menjemput”.


Secangkir Rindu


Kuceritakan ulang kisah kita pada bait-baitku

Tentang rinduku dalam dua bulan itu

Tentang secangkir rindu yang ku teguk tiap malamnya tanpamu

Tentang secangkir kopi yang selalu kau teguk disampingku


Jadi bagaimana yang kurindu kau atau kopinya

Jadi bagaimana yang menemanimu aku atau kopinya


Mentari selalu saja memirangkan pucukan pepohonan

Seolah isyarat kesyahduan malam selalu saja berakhir

Namun tetap saja secangkir rindu itu selalu tersaji dimeja belajarku

Diruang kamar yang itu-itu juga

Diruang kalbu yang itu-itu lagi


Ku nanti kau dalam janji temu yang kau umbar

Ingin lekas kunikmati panahnya masa perkuliahan

Dengan begitu secangkir rindu itu kau pecahkan

Dan takkan tersaji lagi dimeja belajarku yang bukan itu lagi


(Nur Hafizqi)


Saat libur kuliah memang menjadi waktu yang tepat untuk saling menabung rindu pada pasangan kekasih yang terpisah oleh jarak.


Hal itulah yang dirasakan oleh penulis dan digambarkan pada kalimat “ingin lekas kunikmati panahnya masa perkuliahan”.


Puisi di atas juga menggambarkan perasaan penulis yang menantikan pertemuan dengan kekasihnya, penggunaan kata “dua bulan itu” digunakan sebagai lamanya waktu perpisahan yang harus mereka alami.


Untuk kamu yang memiliki kekasih yang harus berpisah pada masa libur baik itu dalam bekerja maupun sekolahmu, puisi ini cocok untuk mengungkapkan rasa rindu tersebut.


Dari 9 puisi rindu untuk kekasih di atas, mana yang paling sesuai dengan kondisi rindumu saat ini?


Walau sudah jarang digunakan sebagai penyampai perasaan cinta karena sudah tergeser oleh kecanggihan teknologi dalam berkomunikasi, kemampuan puisi dalam menyampaikan perasaan tidak dapat dipungkiri kemahirannya.


Mulailah memilih dan merangkai kata untuk kamu tuliskan sebagai puisi kerinduanmu.



Sumber er.com

You Might Also Like:

Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar