Busi Motor Injeksi – Setiap pemilik motor haruslah mengetahui perbedaan antara busi motor injeksi dan karburator. Meski mempunyai kaitan yang sama dengan pengapian, namun keduanya tidaklah sama. Untuk itu berikut tips membedakan keduanya agar pengguna tidak salah pasang.
Busi injeksi sebenarnya bisa dipasang ke motor karburator, namun sebaliknya busi karburator tidak. Namun sebaiknya, gunakanlah komponen tersebut sesuai dengan jenis kendaraan untuk menghindari terjadinya kejadian yang tidak diinginkan.
Daftar isi Artikel
Perbedaan Antara Busi Injeksi dan Karburator
Apa sih perbedaan antara busi motor injeksi dan non-injeksi? Perbedaan utama terletak pada resistornya dimana injeksi dibekali dengan resistor spark plug. Sementara jenis karburator resistor yang digunakan non plug.
Secara kasat mata, pengguna juga bisa melihat bagian insulatornya. Busi resistor memiliki kode R sementara injektor tidak. Perbedaan lainnya yakni busi injeksi dapat digunakan untuk kendaraan jenis karburator, tapi tidak sebaliknya.
Namun pemakaian busi yang tidak sesuai tidak disarankan untuk jangka panjang. Hanya direkomendasikan pada situasi darurat atau hanya semetara saja. Kedua jenis busi tersebut juga tidak bisa sembarang di pasang. Busi karburator tidak bisa dipasang di motor injeksi karena bisa menyebabkan mesin macet bahkan mati.
Busi aus dapat dirasakan yakni terdengar bunyi ledakan dari knalpot. Ini karena proses pembakaran yang terjadi tidak sempurna. Ledakan akan terjadi secara berulang saat mesin berakselerasi. Bahan bakar juga lebih boros karena kinerja mesin yang tidak optimal dan berat.
Bahaya Tukar Pasang Busi Injeksi dan Karburator
Jika kedua komponen tersebut tidak dipasang sesuai jenis kendaraan, resiko buruk mungkin akan terjadi. Seperti kerusakan komponen lain pada mesin. Untuk mengetahui bahaya apa sajakah itu, berikut ulasan selengkapnya.
1. Kerusakan ECU
Perbedaan busi motor sebagaimana dijelaskan diatas, dapat diketahui dari tidak adanya kode R. Kode tersebut bukan kepanjangan dari Racing, namun Resistance yang dapat diartikan sebagai hambatan.
Dengan adanya komponen tersebut, imbas listrik bertegangan tinggi yang berasal dari kol tidak akan menyebar. Penggunaan busi yang tidak sesuai nantinya akan berpengaruh pada kinerja ECU. ECU sendiri sudah pasti ada pada setiap motor injeksi.
Jika dipaksa menggunakan busi yang tidak sesuai dengan jenis kendaraan, maka lama-kelamaan ECU akan rusak. Kalau sudah rusak, pengguna pun akan mengeluarkan uang lebih banyak lagi. Karena, harga ECU lebih mahal dibanding busi. Untuk itu, pastikan selalu untuk memasang busi sesuai dengan tipe kendaraan agar tidak rugi nantinya.
2. Munculnya Gangguan Elektrostatis
Efek buruk yang akan ditimbulkan adalah munculnya efek noise elektrostatis. Mungkin pengguna tidak sadar atau memang tidak tahu perbedaan keduanya. Karena itu, sebelum memasang pastikan lebih dahulu melalui ciri-cirinya mana yang injeksi dan karburator.
Efek noise merupakan gangguan elektrostatis yang mempengaruhi performa mesin kendaraan. Tenaganya tidak akan optimal meski kendaraan masih bisa hidup. Karena itu, jangan sembarangan memasang busi meski diameter ulirnya sama.
3. Mesin Overheat
Bahaya yang akan ditimbulkan lainnya yakni mesin motor akan menjadi sangat panas atau overheat. Itu terjadi karena ECU tidak bisa mengendalikan api menuju mesin. ECU sendiri berfungsi untuk memprogram jumlah api sesuai kebutuhan. Api yang terlalu tinggi akan membuat mesin panas berlebih. Inilah mengapa mesin injeksi sangat dilarang untuk menggunakan busi jenis karburator karena kerusakan komponen bisa menjalar ke bagian lainnya.
Nah, itulah perbedaan busi motor injeksi dan karburator agar tidak salah pasang nantinya. Pastikan untuk menggunakan busi yang sesuai agar pengguna tetap aman dan nyaman saat berkendara.
Sumber er.com