HIV? Ih mengerikan! Di fikiran awal kita pasti terbesit hal mirip itu ya. Aku pun begitu. Beberapa bulan kemudian, aku pernah ditawari untuk HIV testing di Kineforum, Taman Ismail Marzuki. HIV testing itu diselenggarakan oleh Komisi Penanggulangan AIDS. Dengan rasa ragu, tetapi penasaran dengan kesehatan dan status HIV tersebut, aku pun mengikuti tes tersebut. Aku merasa deg-degan, ngeri dan takut. Tapi, Alhamdulillah, sehabis hasil tes keluar, saya dinyatakan negatif. Meskipun telah mengikuti tes, dan sedikit diberi edukasi, tetap saja, saya merasa takut dan ngeri. Dan malas untuk mencari gosip lebih lanjut wacana HIV/AIDS. Sampai alhasil beberapa hari kemudian, hadir di acara "Women Blogger Gathering Bicara ihwal HIV" , yang ternyata juga diselenggarakan oleh Komisi Penanggulangan AIDS Nasional di HongKong Cafe, Thamrin, 26 Februari lalu. Di program ini banyak gosip dan wawasan gres yang mencengangkan dan kejutan bahwa salah satu pembicara dengan jelas menyebutkan bahwa dirinya aktual mengidap HIV. Sudah tahu bedanya HIV dan AIDS? HIV ialah tahap permulaan, seseorang terinfeksi oleh virus, lambat laun bila tidak melaksanakan pengobatan, pengidap HIV bisa mengalami penurunan kekebalan badan, nanah virus yang semakin parah hingga terserang aneka macam penyakit dan hasilnya mengidap AIDS. Jika puluhan tahun lalu, wanita memiliki risiko yang rendah akan HIV, tidak untuk sekarang ini. Jumlah bisul HIV di kelompok perempuan semakin tahun makin meningkat (feminisasi). Melihat keadaan yang seperti inilah, kita, para perempuan harus sadar betul akan pentingnya info dan wawasan tentang HIV/AIDS. Penting sekali untuk tahu penyebab terjadinya abses HIV, dan bagaimana upaya yang bisa kita lakukan untuk mencegah hal tersebut. Penularan HIV dapat terjadi melalui air mani, sperma, cairan vagina, darah dan air susu ibu. Kekerasan seksual pun memiliki tingkat risiko yang tinggi unutk terjadinya penularan HIV (Newsletter, Ikatan Perempuan Positif Indonesia, Edisi 3, 2015). Karena tergelitik dan ingin tau dengan cara penularan virus HIV, aku pun bertanya kepada dr. Maya, salah seorang narasumber dalam program ini. Kita tahu, kissing, necking, petting dan intercouse terkadang terjadi ketika kita menjalin korelasi dengan pasangan. Awalnya, aku hanya berpikir, kalau HIV cuma akan tertular lewat korelasi intim (intercouse), tapi nyatanya TIDAK! kissing dan petting pun bisa menjadi media penularan HIV. Ketika berciuman dan pasangan mengidap HIV, dan keadaan verbal tidak sehat (berlubang, berdarah), darah yang tercampur dan tertelan pun dapat menjadi media penyebaran HIV. Petting, kalau cairan sperma / vagina tertukar pun mampu menjadikan penularan virus HIV. So, be careful ladies! Lalu, apa ya yang mampu kita lakukan untuk menghalangi penularan HIV/AIDS? Ada beberapa cara yang bisa kita lakukan, seperti: 1. Berpantang/puasa seks (abtinen); 2. Menghindari korelasi seks di luar nikah , berubah-ganti pasangan, senantiasa setia pada pasangan; 3. Menggunakan kondom pada mereka yang punya pasangan HIV positif dan/atau transaksi seks berisiko; 4. Menggunakan jarum suntik dan alat tusuk yang lain yang terjamin sterilitasnya; 5. Screening (penapisan) darah donor ; 6. Perempuan dengan HIV aktual jikalau ingin mempunyai anak agar mengikuti program pencegahan HIV dari ibu ke anak; 7. Hindari penggunaan drugs (obat-obatan terlarang). (Mengenal dan Menanggulangi HIV & AIDS, Infeksi Menular Seksual dan Narkoba, Komisi Penanggulangan AIDS). Semoga sedikit informasi ini bisa memberi wawasan dan pencerahan untuk kita semua. Let's think smart and positive :) Sumber https://siti-wulandari.blogspot.com