PLURALISM / LIBERALISM Ditulis oleh Siti Wulandari Bachelor Degree Candidate University of Prof. Dr. Moestopo (Beragama) PLURALISM Nicholson on Pluralism: Hubungan international tidak terbatas pada perilaku negara namun juga sikap pemain drama-pemeran lain. Dalam HI negara tidak hanya fokus pada informasi keselamatan dan power belaka, namun juga konsentrasi pada info-informasi ekonomi. 1. Negara merupakan pemeran utama namun tetapi negara bukanlah bintang film satu-satunya dalam politik internasional. 2. Struggle for power antar negara ialah proses sentral dalam persoalan politik; tetapi bukan satu-satunya proses yang utama. Isu ekonomi, ideologi, budaya dan agama juga penting. 3. Konflik dan kekerasan merupakan kunci utama dalam world affairs, namun world affairs menyangkut juga pada gosip kerjasama, positive-sum relations dan perdamaian. 4. Nature of anarchy (realis mengasumsikan keadaan anarki tidak mampu berganti dan tidak mampu diubah dalam HI), pluralis mengasumsikan keadaan anarki merupakan sebuah keadaan yang beragama, keadaan anarki bisa lemah atau berpengaruh. 5. Negara bukan pemain film yang monopolitik, interaksi-interaksi pemain drama-pemain drama lain (dengan berbagai kepentingan dan aneka macam derajat power) juga turut membentuk HI. 6. Asumsi rasionalitas dan self interest yang mendorong banyak sekali pemeran dalam interaksi HI. Setiap aktor memiliki kepentingan yang berlainan. Self interest berlainan dengan national interest. 7. Para pemain film bersaing untuk membentuk kebijakan dan mensugesti negara, persaingan ini menciptakan politik internasional lebih komplek dan dinamis. 8. Politik domestik fokus pada interaksi banyak sekali bintang film namun juga turut mempertimbangkan tugas media, opini publik, proses pengerjaan kebijakan dengan organisasi besar maupun kelompok kecil, faktor kognitif dan lain sebagainya. “Pengembangan dari pemikiran pluralism mengarah pada pemikiran liberalism” LIBERALISM 1. Menghargai hak individu dan keleluasaan individu yang merupakan dasar dari demokrasi, HAM, dan kapitalisme pasar yang akan merubah politik internasional. 2. Ide liberalisme berpeluang untuk membentuk kembali politik internasional. 3. "liberal zone of peace" berdasarkan demokratik peace teori yang menyatakan bahwa sesama negara penganut rezim demokrasi tidak akan berperang satu sama lain (karena nilai, prinsip dan praktik yang berlaku dalam negara demokrasi). Dalam hal ini ditekankan rasionalitas pemain film untuk menghindari pertentangan. 4. Negara memahami untuk melakukan pekerjaan sama tidak cuma sesaat namun juga secara berkelanjutan untuk mencapai tujuannya. 5. Untuk meraih tujuannya dengan cara kerjasama maka akan menimbulkan keperluan institusi internasional dan organisasi internasional. Diterjemahkan dan disarikan dari “ An introduction to theories of international relations” POLS 427 International Relations. Happy reading and enjoy it :) Sumber https://siti-wulandari.blogspot.com