Keberadaan pedal kopling sungguh penting bagi kendaraan yang memakai transmisi manual, hal ini untuk membuat lebih mudah pengemudi melaksanakan perpindahan gigi percepatan transmisi. Kopling manual tersusun dari banyak unsur, bila salah satu unsur mengalami kerusakan. Sudah ditentukan tata cara kopling akan mengalami gangguan dan berimbas pada perpindahan gigi percepatan yang menjadi sulit.
Kerusakan yang terjadi pada kopling mobil lazimnya disebabkan dari kebiasaan pengemudi yang salah saat mengoperasikan kopling. Dengan mengenali penyebab kerusakan pada kopling kendaraan beroda empat maka pengemudi akan menjadi lebih tahu tata cara memakai kopling. Berikut beberapa penyebab kopling mobil cepat rusak.
1. Minyak Kopling Sampai Kosong
Fungsi minyak kopling ialah selaku penyalur tenaga tekan dari pedal kopling serta selaku pelumas komponen logam yang bergesekan. Untuk mempertahankan usia pemakaian kopling semoga tidak cepat rusak maka pengemudi harus rutin mengusut volume minyak kopling, jangan sampai berada di bawah batas minimum yang diusulkan dan jangan hingga kosong.
Selain itu, setelah mobil mencapai jarak 40.000 kilometer maka pengemudi wajib mengganti minyak kopling. Namun jika minyak kopling sudah terlihat kotor dan banyak endapan, semestinya eksklusif diganti dengan minyak kopling yang baru, meskipun kendaraan beroda empat belum mencapai 40.000 kilometer. Disarankan untuk menggunakan minyak kopling yang sesuai nasehat pabrik.
2. Kebiasaan Menginjak Setengah Pedal Kopling
Penyebab rusaknya kopling mobil berikutnya yaitu menginjak setengah kopling. Kebiasaan seperti ini sering dijalankan oleh pengemudi saat macet dan berada di jalan menanjak, pasti hal ini akan berakibat kopling berbau menyengat.
Bahkan yang lebih parahnya lagi memiliki potensi terjadinya selip dan kampas kopling akan menjelma seperti kapas yang menghitam. Jika anda ingin kopling kendaraan beroda empat menjadi lebih kekal maka hindari kebiasaan menginjak setengah kopling.
3. Kebiasaan Menggantung Kopling
Kondisi jalan yang menanjak dan macet maka hal yang terkadang dilakukan pengemudi yaitu dengan menggantung pedal kopling. Tentu ini akan menjadikan goresan pada kampas kopling yang berujung pada kampas yang cepat aus.
Baca Juga :
Sama seperti menginjak setengah pedal kopling, kebiasaan menggantung kopling juga akan memperpendek umur pemakaian dari kampas kopling. Makara hindari untuk tidak selalu menggantung kopling.
4. Kebiasaan Menginjak Pedal Kopling
Menginjak pedal kopling dalam waktu yang lama mampu menyebabkan kerusakan pada kopling. Hal ini akan membuat ganjal rilis dan plat kopling menjadi cepat aus. Jadi pengemudi mobil harus menentukan kakinya tidak senantiasa menginjak pedal kopling saat berkendara, utamanya pada melalui jalan tanjakan dan kemacetan.
5. Posisi Gigi Percepatan Tidak Sesuai Kecepatan Mobil
Penyebab kopling rusak lainnya adalah penggunaan gigi percepatan transmisi yang tidak sesuai dengan kecepatan kendaraan beroda empat. Contoh, posisi gigi percepatan transmisi berada di gigi satu, akan namun kecepatan kendaraan beroda empat berada di 30 kilometer/jam. Kondisi semacam itu mampu menyebabkan getaran pada kendaraan beroda empat dan suara mendengung.
Agar sistem kopling kendaraan beroda empat tetap kekal maka pengemudi harus bisa menyesuaikan perpindahan gigi percepatan dengan kecepatan mobil.
6. Melepas dan Menginjak Kopling Secara Kasar
Penyebab rusaknya kopling kendaraan beroda empat yang terakhir yaitu penggunaan kopling kendaraan beroda empat secara garang. Kebiasaan menginjak dan melepas kopling secara garang memiliki peluang memperpendek pemakaian unsur pada kopling, semestinya ketika melepas pedal kopling pastikan gigi percepatan telah berpindah.
Kaprikornus harus memperhatikan keselarasan pedal kopling dengan perpindahan gigi percepatan transmisi, bila tidak cocok maka akan muncul suara bergairah. Selain itu, melepas kopling yang secara secara tiba-tiba bisa beresiko gear percepatan transmisi menjadi rusak atau sompel, ini dikarenakan hentakan keras dari putaran mesin. Sumber https://nuroehi.blogspot.com