--> Skip to main content
Pelajar Koding

follow us

Menyelisik Uniknya Buitenzorg!

Suatu pagi di hari Sabtu tertanggal 7 Maret 2015, aku sudah melangkahkan kaki ku keluar dari kosan menuju Stasiun Sudirman. Duduk anggun di sederetan dingklik di peron 2, menunggu Chandra dan Dodo, lalu menaiki commuter line ke arah Bogor. Tiba, di stasiun Bogor dan telah ada 14 orang yang lain, rombongan Culture Trip ID. Ya, kami hendak berlangsung-jalan menyelisik kota Buitenzorg. Buitenzorg? Apa yah? Terdengar ajaib di telinga, apa ini Indonesia? atau di mancanegara? Tentu ini Indonesia! Tak mungkin ke Buitenzorg, jika ada di mancanegara, cuma dengan menaiki commuter line bukan? :D "Lambang Buitenzorg Zaman Dulu" Buitenzorg ialah penamaan Belanda untuk kota hujan, Bogor! Buitenzorg sendiri artinya kota tanpa kecemasan (bahasa belanda). Karena, pada zaman dulu, saat para penjajah merasa penat di tengah ibu kota, mereka melarikan diri ke kota ini, kota yang damai, hening dan tanpa kecemasan. Unik sekali bukan sejarah penamaan kota Bogor ini? Oke, penamaan kotanya saja telah sungguh unik, kemudian ada apa lagi yang unik di kota hujan ini? Rombongan kami memang bermaksud berlangsung-jalan di Kota Bogor. Bukan sekedar jalan-jalan atau wisata biasa, melihat pemandangan alam, nge-mall atau berkulineria! Kami hendak melakukan perjalanan rekreasi budaya! Perjalanan rekreasi budaya? Apa lagi itu? Sepertinya masih banyak yang belum tahu kan? Aku juga baru menemukan jenis rekreasi seperti ini belakangan, ketika aktif di komunitas Sobat Budaya Jakarta (komunitas anak muda yang menjinjing misi pelestarian budaya tradisi Indonesia melalui pendataan budaya). Wisata budaya atau culture trip, juga ialah salah satu jenis traveling, seperti pilihan traveling ke pantai, ke gunung, atau perjalanan mengelilingi kota. Pilihan traveling ini, adalah mengunjungi objek-objek budaya di sebuah daerah. Perjalanan culture trip kali ini yakni melangkahkan kaki di sudut-sudut kota hujan, menyingkap kekayaan budayanya yang masih tersembunyi. Destinasi pertama! Pabrik Tahu Raos. Pabrik tahu ini sudah bangkit semenjak tahun 1970-an dan diteruskan oleh keturunan keluarga. Di sini, kita berguru proses pembuatan tahu raos. Dan tentu merasakan tahunya! Rasanya yummy, asin dan sungguh lembut! Berbeda dengan tahu-tahu yang pernah kucicipi di Jakarta. Penasaran bagaimana proses pembuatan tahu raos ini? Bisa lihat video amatiran ini ya, hasil wawancara dengan si akang yang kini mengerjakan bisnis pabrik tahu raos. "Seorang Akang sedang mengolah masakan olahan kedelai di Pabrik Tahu Raos" Destinasi berikutnya, Kampung Wayang Golek “Enday Art” di Bogor Barat. Di sini, kami melihat dan mencar ilmu proses menciptakan wayang, dari kayu … dipahat menjadi berbentuk rama, shinta, cepot, atau tokoh-tokoh wayang lainnya, hingga proses pewarnaan dan pemasangan busananya. Kami pun berkreasi mewarnai wayang golek kami sendiri. Rasanya tentu menyenangkan! "Mejeng di samping hasil karya wayang golek Kang Enday" Di sini kita tidak saja mampu berguru menciptakan wayang, namun juga mampu belajar menabuh gamelan bersama Kang Enday. Ada seperangkat alat gamelan, kenong, gong, kendang yang terjejer di teras workshop “Enday Art” Hari sudah semakin siang, perut sudah meraung minta diisi :D, maka beranjaklah kita ke Taman Wisata Kencana untuk berburu kuliner yang dijajakan di sepanjang jalan. Di sepanjang jalan, banyak pilihan kuliner dari cita rasa tradisional dan modern, dari yang murah hingga yang bisa merogoh kocek dalam-dalam. Destinasi final perjalanan kali ini, Pemandian Air Panas di Kaki Gunung Kapur di Ciseeng. Sesampainya di lokasi, kami mengeksplor daerah rekreasi ini. Ada banyak wahana yang tersedia di sini, dari fasilitas outbond, trekking gunung kapur, panorama sawah, dan pastinya akomodasi pemandian air panas. Beruntung aku sudah sempat menanjak, melewati trekking gunung kapur dan mengabadikan momen di atas gunung kapur yang memiliki ketinggian beberapa ribu MDPL. (Akhirnya sesudah sekian kali gagal kemping dan naik gunung, kini aku telah menaklukan gunung kapur! Hahahah :D, tapi sangat, trekking gunung ini jauh jauh jauh lebih mudah dan mudah dilalui, dan juga tidak terlalu tinggi :p) Air di pemandian air panas ini mengandung belerang, welirang dan garam, bisa menjadi obat dan menyehatkan. setelah sepanjang hari berkeliling, dan telah menapakkan ribuan langkah di kota hujan, kini waktunya memanjakan tubuh! Berendam dengan air panas ini sungguh mengasyikkan. Menyantaikan tubuh, menjernihkan fikiran, dan memberikan ketenangan. Hari sudah gelap! Mari pulang…
Sumber https://siti-wulandari.blogspot.com

You Might Also Like:

Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar