Pagi itu, tiba-datang saja kamu timbul dalam mimpiku. Aku yakin itu kamu. Wajahmu tergambar jelas. Aku pun gundah, belum pernah ku bermimpi dan mengingat sejelas itu sosok yang ada dalam mimpiku. Saat itu, kamu mengenakan baju putih dan warna merah di segi pinggirannya. Kala itu, saya merasa duka dan duduk menepi sendiri di sebuah sofa, yang aku sendiri tak tahu di mana. Sepertinya kawasan itu ramai, tetapi tak ada satu orang pun di dekat ku. Lalu, tiba-tiba kau tiba dengan senyum dan tawa khas mu. Yang jika ku melihatnya saja, aku mampu ikut tersenyum dan tertawa bersamamu. Seketika, rasa sepi, sendiri dan duka hilang dikala kau didekatku. Aku ingat, dalam mimpi itu aku tersenyum tertawa bahagia. Lalu saya terbangun. *** Entah, mungkin mimpi itu tiba karena aku terlewat memendam rindu kepada kamu? Aku tidak tahu. Baru beberapa hari lalu kita bertemu, namun entah mengapa, serasa telah teramat usang. Tapi, tiba-datang semua berubah. Mungkin mimpi itu yakni suatu pertanda? Sebuah perpisahan? Ku harap bukan. Jakarta, 18 September 2015 Sumber https://siti-wulandari.blogspot.com