--> Skip to main content
Pelajar Koding

follow us

Dance Is The Hidden Language Of The Soul (2)

*** "Iya, saya suka menari, tapi selama ini saat saya ikut menari di sanggar, aku merasa malu, dan merasa tidak lepas, saya merasa, ada yang mengkungkung badan ini, membatasi diri ini untuk berekspresi." "Kenapa? sebab hijabmu?"   Kamu memberondong berbagai pertanyaan yang belum sempat mampu aku balas.   "Kamu tahu? Di Turki, wanita berhijab pun bebas merokok di area publik."  Kamu menyampaikan itu dengan nada yang lebih tegas, dibanding nada suaramu sebelumnya. Seakan-akan kamu ingin menyadarkan aku dari kelinglungan dan kebimbangan identitas ku ini. "Ahh, itu terlalu bukan aku tampaknya. Aku merasa saya masih terkungkung, dan ada yang membatasi tubuh dan jiwaku."   Ucapku dalam hati, tanpa sempat mampu ku utarakan padanya. "Cobalah kau menari Jaipong. Geraknya lincah dan centil, sepertinya itu cocok buat kamu yang ingin meluapkan dan mengekspresikan perasaan dan emosimu." Aku cuma diam mengangguk, ku pikirkan sarannya. Aku mencari banyak sekali sanggar tari Jaipong yang ada di sekitar Jakarta. Hingga salah satu sanggar yang ku mampu informasinya alasannya hasil browsing, menuliskan satu bait yang masih terus terngiang di kepalaku, hingga sekarang saya menuliskan cerita ini beberapa bulan setelahnya.   "Dance is the hidden language of the soul." Aku cuma, menemukan secuil   quotes   itu dari salah satu laman web sanggar tari di tempat Jakarta Timur. Belakangan saya gres tahu, jikalau Martha Graham yaitu si empunya   quotes . Martha Graham yaitu seorang penari terbaru dan juga koreografer di Amerika. Pengaruhnya di dunia tari, sama halnya seperti Picasso di dunia lukis. Ia menari dan menjadi seorang koreografer selama 70 tahun. Menjadi penari pertama yang tampil di Gedung Putih dan menjadi duta di bidang budaya. Banyak penghargaan yang dia peroleh alasannya adalah tariannya. Koreonya yang dia bentuk dinamai   Graham technique,   sekarang masih diajakarkan di seluruh dunia. Graham masih terus menari sampai simpulan hayatnya di umur 96 pada tahun 1991. Hidupnya rampung karena penyakit pneumonia. Sebelum kesudahannya menyerah pada penyakitnya, Graham telah menuntaskan autobiografinya,   Blood Memory,   yang dipublikasikan di isu terkini gugur di tahun yang sama ketika Ia meninggal. Ia dikremasi, dan abunya disebar di Pengunungan Sangre de Cristo di bagian utara New Mexico. Bagi ku,    "Dance is the hidden language of the soul"   yakni sebuah ungkapan yang memang mengena dalam hati dan pikiranku, alasannya adalah dalam tari aku terbenam dalam dunia ku sendiri yang bebas, lepas tanpa kungkungan dan batasan apa pun. Aku merasa menjadi manusia bebas saat menari, meski hanya beberapa menit saja, itu menenangkan dan membebaskan. *** (bersambung)
Sumber https://siti-wulandari.blogspot.com

You Might Also Like:

Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar